Jumat, 15 Oktober 2010

al qur'an

Kamis, 23 September 2010

Rabu, 05 Mei 2010

ARTI KATA MAJEMUK "KAMI" DALAM AL-QUR'AN

ARTI KATA MAJEMUK "KAMI" DALAM AL-QUR'AN


Orang-orang Kristen seringkali mengklaim kata majemuk "Kami" dalam Al-Qur'an sebagai wujud adanya kemanunggalan tiga substansi Tuhan dalam satu pribadi atau yang lebih populer dikenal dengan sebutan Trinitas. Tentu saja, ini adalah pemahaman yang sangat sempit tanpa melalui proses berfikir secara rasional. Mereka hanya mendasarkan pemahamannya pada ajaran/doktrin Trinitas yang sudah terpatri dalam otak mereka semenjak masa kanak-kanak.

Keesaan Tuhan tidak diragukan lagi di mana saja di dalam Al-Qur'an, sebagaimana dinyatakan dalam daftar berikut:

QS. 2:133; QS. 2:163; QS. 4:171; QS. 5:73; QS. 6:19; QS. 9:31; QS. 12:39; QS. 13:16; QS. 14:48; QS. 14:52; QS. 16:22; QS. 16:51; QS. 18:110; QS. 21:108; QS. 22:34; QS. 37:4; QS. 38:65; QS. 39:4; QS. 40:16; QS. 41:6; QS. 112:1.

Kata jamak atau tepatnya kata ganti orang pertama jamak, yakni "Kami", digunakan secara konsisten bila dalam suatu aksi perbuatan malaikat ikut terlibat, bukan hanya Allah SWT sendiri. Sebagai contoh, turunnya Al-Qur'an terjadi dengan partisipasi malaikat Jibril (lihat QS. 2:97 di bawah). Oleh karena itu, jika membicarakan wahyu-wahyu Allah SWT, kata majemuk "Kami" digunakan untuk mengakui peranan malaikat Jibril (lihat QS. 5:44 dan QS. 15:9 di bawah). Begitu pula bilamana kata majemuk "Kami" digunakan, kita tahu malaikat dilibatkan, dan Allah SWT menghargai para malaikat atas partisipasi mereka (lihat juga QS. 70:40 di bawah).

Dengan kata lain, dalam situasi di mana Allah SWT sendiri sebagai pelaku, kita mendapatkan bahwa Allah SWT mempergunakan bentuk kata tunggal atau kata ganti orang pertama, kedua, dan ketiga tunggal. Sebagai contoh, ketika Allah SWT berfirman kepada Nabi Musa a.s. di mana tidak ada malaikat sebagai perantara, kita mendapatkan bahwa Allah SWT berfirman dalam bentuk kata ganti orang pertama tunggal (lihat QS. 20:11-15 di bawah). Demikian juga dengan sikap ibadah makhluk yang harus ditujukan kepada Allah SWT, Dia mengekspresikan firman-Nya dengan menggunakan kata ganti orang pertama tunggal (lihat QS. 51:56 di bawah).

"Katakanlah: 'Barang siapa yang menjadi musuh JIBRIL, maka JIBRIL itu telah menurunkannya (Al Qur'an) ke dalam hatimu dengan seizin Allah; membenarkan apa (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjadi petunjuk serta berita gembira bagi orang-orang yang beriman'." (QS. 2:97)

"Sesungguhnya KAMI telah menurunkan Kitab Taurat di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi), yang dengan Kitab itu diputuskan perkara orang-orang Yahudi oleh nabi-nabi yang menyerah diri kepada Allah, oleh orang-orang alim mereka dan pendeta-pendeta mereka, disebabkan mereka diperintahkan memelihara kitab-kitab Allah dan mereka menjadi saksi terhadapnya. Karena itu janganlah kamu takut kepada manusia, (tetapi) takutlah kepada AKU. Dan janganlah kamu menukar ayat-ayat AKU dengan harga yang sedikit. Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir." (QS. 5:44)

"Sesungguhnya KAMI-lah yang menurunkan Al-Qur'an, dan sesungguhnya KAMI benar-benar memeliharanya." (QS. 15:9)

"Maka ketika ia datang ke tempat api itu ia dipanggil: "Hai Musa. Sesungguhnya AKU inilah Tuhanmu, maka tanggalkanlah kedua terompahmu; sesungguhnya kamu berada dilembah yang suci, Thuwa. Dan AKU telah memilih kamu, maka dengarkanlah apa yang akan diwahyukan (kepadamu). Sesungguhnya AKU ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain AKU, maka sembahlah AKU dan dirikanlah shalat untuk mengingat AKU. Segungguhnya hari kiamat itu akan datang AKU merahasiakan (waktunya) agar supaya tiap-tiap diri itu dibalas dengan apa yang ia usahakan." (QS. 20:11-15)

"Dan tidak AKU ciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah AKU." (QS. 51:56)

"Maka AKU bersumpah dengan Tuhan Yang menguasai timur dan barat, sesungguhnya KAMI benar-benar Mahakuasa." (QS. 70:40)


CATATAN:

Frasa Tuhan Yang menguasai timur dan barat dalam QS. 70:40 di atas merupakan kiasan yang maksudnya adalah malaikat-malaikat pemelihara benda-benda angkasa. Kita tahu bahwa Allah SWT adalah Tuhan Yang Menguasai Alam Semesta beserta segala isinya (lihat QS. 1:2). Meski orang Kristen seringkali memelintir QS. 70:40 ini, namun bagi orang-orang yang berakal, sesungguhnya ayat ini merupakan golongan ayat "muhkamaat" atau mudah dipahami (lihat QS. 3:7).


Salam.

Senin, 29 Maret 2010

Bershalawat Kepada Nabi Muhammad SAW

Bershalawat kepada Nabi Muhammad Saw. di antaranya memang ditujukan mendoakan keselamatan, keberkahan, dan kebaikan untuk beliau. Tapi bershalawat juga merupakan ibadah seorang muslim, seperti halnya shalat dan membaca puji-pujian kepada Allah. Bukankah Allah Zat yang serba Maha, tapi toh kita tetap diminta memuji Allah dan membaca asmaul husna?

Bershalawat juga tanda kecintaan kita kepada Nabi Muhammad saw. Bukankah orang yang cinta pada orang lain senantiasa mendoakan kebaikan untuk orang yang dicintainya?

Adapun tentang anjuran bershalawat Nabi saw. bersabda, “Orang yang bakhil ialah orang yang tidak membaca salawat untukku ketika diriku disebut di hadapannya,”(hr. Tirmidzi).

Nabi saw. juga memberitahu kita bahwa orang yang bershalawat akan mendapatkan ganjaran besar dari Allah SWT.

“Siapa yang membaca satu shalawat untukku maka Allah akan bershawalat (melimpahkan kebaikan) padanya 10 kali, dan menghapuskan 10 kesalahannya, serta menaikkan derajatnya 10 tingkat.”

Jadi bershalawat itu mendatangkan balasan kebaikan untuk orang yang membacanya. Mau, kan?[]

Makna Shalawat Kepada Nabi Muhammad SAW

Makna Shalawat kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam

Shalawat yang ditujukan Allah kepada nabi-Nya maksudnya adalah Allah memuji beliau di hadapan para malaikat-Nya, adapun makna malaikat bershalawat kepada beliau berarti mereka mendo’akan beliau.

Hal tersebut telah dikemukakan oleh Abul ‘Aliyah dalam Shahih Bukhari pada permulaan bab firman Allah,

إِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا (٥٦).

Setelah menyebutkan tafsir Abul ‘Aliyah di atas, Bukhari membawa perkataan Ibnu ‘Abbas radliallahu ‘anhu bahwa makna shalawat para malaikat kepada beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah mendo’akan agar beliau mendapatkan karunia dari Allah ta’ala.

Pemaknaan shalawat Allah kepada nabi dengan pemberian ampunan dan rahmat bagi beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam dikutip oleh al Hafidz Ibnu Hajar dalam kitab beliau Fathul Baari dari sekelompok ulama dan beliau mengkritik penafsiran tersebut sembari berkata, “Tafsir yang paling tepat akan hal tersebut adalah apa yang telah dikemukakan oleh Abul ‘Aliyah bahwa yang dimaksud dengan shalawat Allah kepada nabi-Nya adalah Allah memuji dan memuliakan beliau. Sedangkan shalawat para malaikat dan selain mereka kepada beliau r adalah permintaan agar pujian dan kemuliaan dicurahkan kepada beliau, sehingga yang dimaksud adalah mereka meminta agar pujian dan kemuliaan ditambahkan bagi beliau.”[1]

Al Hafidz mengatakan, “Al Halimi mengatakan dalam As Syu’ab: “Makna bershalawat kepada nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah memuliakan beliau. Sehingga arti dari ucapan kita, “Ya Allah, berilah shalawat kepada Muhammad”, adalah muliakanlah Muhammad. Maksudnya adalah muliakanlah beliau di dunia dengan meninggikan gelarnya, memenangkan agamanya, mengekalkan syari’atnya. Adapun kemuliaan di akhirat adalah dengan melimpahkan pahala beliau, memperbanyak jumlah syafa’at yang akan beliau berikan kepada umatnya dan mengistimewakan beliau dengan al Maqam al Mahmud. Berdasarkan hal ini, maka maksud dari firman Allah, صَلُّوا عَلَيْهِ, adalah berdo’alah kepada Rabb kalian agar Dia memuliakan beliau.”[2]

Setelah mementahkan perkataan yang menafsirkan makna shalawat dengan pemberian rahmat dan ampunan kepada nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, al ‘Allamah Ibnul Qayyim berkata dalam kitabnya “Jalaul Afham fish Shalati ‘alaa Khairil Anam”, memaparkan perkataan mengenai makna shalawat Allah dan para malaikat-Nya kepada rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau berkata, “Bahkan shalawat yang diperintahkan dalam surat Al Ahzaab bermakna permohonan kepada Allah agar memuji beliau, menampakkan keutamaan dan kemuliaan beliau, serta menginginkan kedekatan dan kemuliaan sebagaimana yang Allah berikan kepada beliau. Sehingga shalawat tersebut mengandung pemberitaan sekaligus permintaan, dan do’a dan permintaan kita tersebut dikatakan sebagai shalawat kepada beliau ditinjau dari dua sisi,

Pertama, hal tersebut mengandung pujian dari pihak yang bershalawat kepada beliau, sekaligus sanjungan kepada beliau dengan menyebutkan kemuliaan dan keutamaan beliau serta adanya keinginan dan kecintaan agar hal tersebut dicurahkan kepada pihak yang bershalawat. Sehingga shalawat yang dikerjakan mengandung pemberitaan sekaligus permohonan.

Kedua, hal tersebut dikatakan shalawat dari kita dikarenakan permintaan kita kepada Allah agar bershalawat kepada beliau. Sehingga maksud Allah bershalawat kepada beliau adalah menyanjung beliau dengan meninggikan gelar dan derajat beliau di sisi-Nya. Sedangkan maksud kita bershalawat kepada beliau adalah memohon kepada Allah agar melakukan hal tersebut bagi beliau.”[3]

Makna Salam kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam

Adapun makna pemberian salam kepada beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam telah dikemukakan oleh al Majd al Fairuz Abadi dalam kitab beliau “Ash Shalatu wal Busyra fis Shalati ‘alaa Khairil Basyr”. Beliau berkata, “Makna ucapan ‘as salamu[4] ‘alaika’, adalah engkau senantiasa berada dalam kebaikan dan diliputi berbagai karunia serta engkau terbebas dari segala kejelekan dan aib. Yang demikian itu dikarenakan as-salam merupakan nama Allah, dan nama Allah hanya digunakan terhadap sesuatu yang diharapkan segala makna kebaikan dan karunia terkumpul di dalamnya, serta seluruh kekeliruan dan kerusakan terhapus darinya.

Terkadang makna as-salam dinamai dengan as-salamah (keterbebasan), sehingga maknanya, “Agar Allah menetapkan keterbebasan bagimu, yaitu engkau terbebas dari segala celaan dan kekurangan.”

Apabila anda berujar, “Allahumma sallim ‘alaa Muhammad.” Maka yang anda kehendaki dari ucapan tersebut adalah, “Ya Allah, tetapkanlah keterbebasan bagi dakwah Muhammad, umat beliau dan gelar beliau dari segala kekurangan, sehingga dakwah beliau senantiasa berlangsung seiring perjalanan waktu, kuantitas umatnya bertambah dan gelar beliau semakin tinggi.”

InsyaAlloh berlanjut……

Diterjemahkan oleh Abu Umair Al Makassari

Diupload oleh :www.wahonot.wordpress.com

Kitab Tauhid 2

oleh : Team Ahli Tauhid


I. Definisi

Secara bahasa, “ كُتُبٌ ” adalah bentuk jamak dari “ كِتَابٌ ”. Sedangkan kitab adalah masdar yang digunakan untuk menyatakan sesuatu yang ditulisi didalamnya. Ia pada awalnya adalah nama shahifah (lembaran) bersama tulisan yang ada di dalamnya.
Sedangkan menurut syariat, “ كُتُبٌ ” adalah kalam Allah yang diwah-yukan kepada rasulNya r agar mereka menyampaikannya kepada manusia dan yang membacanya bernilai ibadah.

II. Beriman Kepada Kitab-Kitab

Beriman kepada kitab-kitab Allah adalah salah satu rukun iman. Maksudnya yaitu membenarkan dengan penuh keyakinan bahwa Allah  mempunyai kitab-kitab yang diturunkan kepada hamba-hambaNya dengan kebenaran yang nyata dan petunjuk yang jelas. Dan bahwasanya ia adalah kalam Allah yang Ia firmankan dengan sebenarnya, seperti apa yang Ia kehendaki dan menurut apa yang Ia ingini.

Allah berfirman:
“Dia menurunkan para malaikat dengan (membawa) wahyu de-ngan perintahNya kepada siapa yang Ia kehendaki di antara ham-ba-hambaNya…” (An-Nahl: 2).
Iman kepadaNya adalah wajib, secara ijmal (global) dalam hal yang di-ijmal-kan dan secara tafshil (rinci) dalam hal yang dirincikan.

Dalil-dalil atas Kewajiban Beriman Kepada Kitab-kitab:

Pertama: Dalil-dalil beriman kepadanya secara umum.
1. Firman Allah dalam surat Al-Baqarah:
“Katakanlah (hai orang-orang mukmin), ‘Kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada kami, dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishak, Ya’kub dan Isa serta apa yang diberikan kepada nabi-nabi dari Tuhannya. Kami tidak membeda-bedakan seorang pun di antara mereka dan kami hanya tunduk patuh kepadaNya.” (Al-Baqarah: 136).

Segi istidlal-nya adalah: Allah Subhannahu wa Ta'ala memerintahkan orang-orang mukmin agar beriman kepadaNya dan kepada apa yang telah Ia turunkan kepada mereka melalui nabi mereka, Muhammad Shalallaahu alaihi wasalam yaitu Al-Qur’an, dan agar beriman kepada apa yang telah diturunkan kepada para nabi dari Tuhan mereka tanpa membeda-bedakan antara satu dengan yang lain, karena tunduk kepada Allah serta membenarkan apa yang diberita-kanNya.

2. Firman Allah dalam ayat lainnya:
“Rasul telah beriman kepada Al-Qur’an yang diturunkan kepa-danya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikatNya dan rasul-rasulNya. (Mereka mengatakan),‘Kami tidak membeda-bedakan antara seorang pun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya’, dan mereka mengatakan, ‘Ampunilah kami ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali.” (Al-Baqarah: 285).
Ayat ini menjelaskan sifat iman Rasul  dan iman para muk-minin serta apa yang diperintahkan kepada mereka berupa iman kepa-da Allah, para malaikat, kitab-kitab dan para rasul, tanpa membeda-bedakan. Sehingga kufur kepada sebagian berarti kufur kepada mere-ka semuanya.

3. Firman Allah dalam surat An-Nisa’:
“Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan rasulNya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepa-da rasulNya, serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Ba-rangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikatNya, kitab-kitabNya, rasul-rasulNya dan hari Kemudian maka sesungguh-nya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya.” (An-Nisa’: 136).

Segi Istidlal-nya adalah Allah  memerintahkan manusia agar beriman kepadaNya, kepada RasulNya, dan kepada kitabNya yang diturunkan kepada Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam yakni Al-Qur’an, juga kepada kitab-kitab yang diturunkan sebelum Al-Qur’an. Kemudian Allah menya-makan kufur kepada malaikat, kitab-kitab, para rasul dan Hari Akhir dengan kufur kepadaNya.

4. Sabda Rasullullah Shalallaahu alaihi wasalam dalam hadits Jibril tentang iman:

(( أَنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ وَمَلاَئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُوْلِهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَتُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَ شَرِّهِ ))

“Yaitu hendaklah engkau beriman kepada Allah, malaikatNya, kitab-kitabNya, para rasulNya, Hari Akhir dan beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk.” (HR. Al-Bukhari, I/19-20 dan Muslim, II/37).

Maka Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam menjadikan iman kepada kitab-kitab Allah sebagai salah satu rukun iman.

Kedua: Wajib beriman kepada kitab-kitab secara rinci.

Kita wajib mengimani secara rinci kitab-kitab yang sudah dise-butkan namanya oleh Allah, yakni Al-Qur’an dan kitab-kitab yang lain yaitu:
a. Shuhuf Ibrahim dan Musa Alaihissalam . Allah berfirman:
“Ataukah belum diberitakan kepadanya apa yang ada dalam lem-baran-lembaran Musa? Dan lembaran-lembaran Ibrahim yang se-lalu menyempurnakan janji?” (An-Najm: 36-37).
“Sesungguhnya ini benar-benar terdapat dalam shuhuf (lenbaran-lembaran) yang dahulu, (yaitu) shuhuf Ibrahim dan Musa.” (Al-A’la: 18-19).

b. Taurat, yaitu kitab yang diturunkan Allah kepada Nabi Musa Alaihissalam . Allah berfirman:
“Sesungguhnya Kami telah menurunkan kitab Taurat yang di da-lamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi)…” (Al-Maidah: 44).
“Allah, tidak ada sembahan yang haq melainkan Dia. Yang hidup kekal lagi senantiasa berdiri sendiri. Dia menurunkan Al-Kitab (Al-Qur’an) kepadamu dengan sebenarnya; membenarkan kitab yang telah diturunkan sebelumnya dan menurunkan Taurat dan Injil, sebelum (Al-Qur’an), menjadikan petunjuk bagi manusia, dan Dia menurunkan Al-Furqan. Sesungguhnya orang-orang yang kafir terhadap ayat-ayat Allah akan memperoleh siksa yang berat; dan Allah Maha perkasa lagi mempunyai balasan (siksa).” (Ali Imran: 2-4).

c. Zabur, yaitu kitab yang Allah turunkan kepada Nabi Daud Alaihissalam . Allah berfirman:
“…dan Kami berikan Zabur kepada Daud.” (An-Nisa: 163).

d. Injil, yaitu kitab Allah yang diturunkan kepada Nabi Isa Alaihissalam . Allah berfirman:
“Dan Kami iringkan jejak mereka (nabi-nabi Bani Israil) dengan Isa putera Maryam, membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu: Taurat. Dan Kami telah memberikan kepadanya kitab Injil se-dang di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi), dan membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu kitab Taurat. Dan menjadi petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang yang bertakwa.” (Al-Maidah: 46).

Beriman kepada kitab-kitab yang telah Allah sebutkan di dalam Al-Qur’an adalah wajib. Yakni beriman bahwa masing-masing adalah kitab Allah yang didalamnya terdapat nur dan hidayah yang Dia tu-runkan kepada para rasul yang telah Dia sebutkan. Semuanya, seba-gaimana Al-Qur’an mengajak kepada pengesaan Allah dalam ibadah. Semua kitab itu sama dalam hal ushul sekalipun berlainan dalam syariatnya.

Allah berfirman:
“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan), ‘Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah thaghut itu…” (An-Nahl: 36).
“Dan Kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum kamu, mela-inkan Kami mewahyukan kepadanya, ‘Bahwasanya tidak ada se-sembahan yang haq melainkan Aku, maka sembahlah olehmu seka-lian akan Aku.” (Al-Anbiya’: 25).

Al-Qur’an menjelaskan bahwa semua rasul Shalallaahu alaihi wasalam mengajak kaumnya kepada tauhid. Allah Subhannahu wa Ta'ala menceritakan kepada kita ucapan mereka:
“…sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada sesembahan yang haq bagimu selain dariNya.” (Al-A’raf: 65, 73, 85).

Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bersabda:

(( الأَنْبِيَآءُ إِخْوَاةٌ لِعَلاَّتٍ، أُمَّهَاتُهُمْ شَتَّى وَدِيْنُهُمْ وَاحِدٌ ))

“Para nabi itu adalah saudara seayah, ibu mereka berlainan, tetapi dien mereka adalah satu.” (HR. Muslim, IV/1837).

Ketiga: Kitab-kitab yang ada pada ahli kitab.

Sesungguhnya apa yang ada di tangan ahli kitab yang mereka nama-kan sebagai kitab Taurat dan Injil dapat dipastikan bahwa ia termasuk hal-hal yang tidak benar penisbatannya kepada para nabi Allah. Maka tidak bisa dikatakan bahwa Taurat yang ada sekarang adalah Taurat yang dahulu diturunkan kepada Nabi Musa Alaihissalam . Juga Injil yang ada sekarang bukanlah Injil yang diturunkan kepada Nabi Isa Alaihissalam . Jadi keduanya bukanlah kedua kitab yang kita diperintahkan untuk mengimani-nya secara rinci. Dan tidak benar mengimani sesuatu yang ada dalam kedua-nya sebagai kalam Allah, kecuali yang ada dalam Al-Qur’an lalu dinis-batkan kepada keduanya.

Kedua kitab tersebut telah di-nasakh (dicabut masa berlakunya) dan diganti oleh Al-Qur’an. Allah menyebutkan terjadinya pengu-bahan dan pemalsuan terhadap keduanya di lebih dari satu tempat dalam Al-Qur’an.

Allah berfirman:
“Apakah kamu masih mengharapkan mereka akan percaya kepada-mu, padahal segolongan dari mereka mendengar firman Allah, lalu mereka mengubahnya setelah memahaminya, sedang mereka me-ngetahui?” (Al-Baqarah: 75).

“(Tetapi) karena mereka melanggar janjinya. Kami kutuki mere-ka, dan Kami jadikan hati mereka keras membatu. Mereka suka mengubah perkataan (Allah) dari tempat-tempatnya, dan mereka (sengaja) melupakan sebagian dari apa yang mereka telah diperingatkan dengannya, dan kamu (Muhammad) senantiasa akan melihat kekhianatan dari mereka kecuali sedikit di antara mereka (yang tidak berkhianat), maka maafkanlah mereka dan biarkanlah mereka, sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik. Dan di antara orang-orang yang mengatakan, ‘Sesungguhnya kami ini orang-orang Nasrani’, ada yang telah Kami ambil perjanjian mereka, tetapi (mereka) sengaja melupakan sebahagian dari apa yang mereka telah diberikan peringatan dengannya; maka Kami timbulkan di antara mereka permusuhan dan kebencian sampai hari Kiamat. Dan kelak Allah akan mem-berikan kepada mereka apa yang selalu mereka kerjakan. Hai ahli Kitab, sesungguhnya telah datang kepadamu rasul Kami, menjelaskan kepadamu banyak dari isi Al-Kitab yang kamu sem-bunyikan, dan banyak (pula yang) dibiarkannya.” (Al-Maidah: 13-15).

Di antara bentuk pengubahan yang dilakukan ahli kitab adalah penisbatan anak kepada Allah. Mahasuci Allah dari yang demikian, mereka mengatakan:
“Orang-orang Yahudi berkata, ‘Uzair itu putera Allah’. Demiki-an itulah ucapan mereka dengan mulut mereka, mereka meniru perkataan orang-orang kafir yang terdahulu. Dilaknati Allah-lah mereka; bagaimana mereka sampai berpaling?” (At-Taubah: 30).

Begitu pula penuhanan orang-orang Nasrani terhadap Nabi Isa  serta perkataan mereka bahwa Allah adalah salah satu oknum dari tiga unsur (atau yang lebih dikenal dengan kepercayaan “trinitas”, pen.).

Allah Subhannahu wa Ta'ala berfirman:
“Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata, ‘Sesung-guhnya Allah ialah Al-Masih putera Maryam’, padahal Al-Masih (sendiri) berkata, ‘Hai Bani Israel, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu’. Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya Surga, dan tempatnya ialah Neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zhalim itu seorang penolong pun. Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan, ‘Bahwasanya Allah salah seorang dari yang tiga’, padahal sekali-kali tidak ada sesembahan selain dari Allah Yang Mahaesa. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti orang-orang yang kafir di antara mereka akan ditimpa siksaan yang pedih.” (Al-Maidah 72-73).

Allah menjelaskan bahwa mereka telah mengubah firmanNya. Mereka melalaikan peringatan-peringatan Allah serta menisbatkan kepadaNya apa yang Allah Mahasuci dan bersih daripadanya. Mereka menuhankan yang lainNya bersamaNya, dan berbagai hal lain yang mereka susupkan ke dalam kitab-kitab mereka. Dengan demikian tidak sah dan tidak benar penisbatan kitab-kitab ini kepada Allah.

Di samping itu ada beberapa hal yang lebih menguatkan ketidak-benaran penisbatan ini kepada Allah –di samping apa yang dinyatakan dalam Al-Qur’an– yaitu antara lain:

* Sesungguhnya apa yang ada di tangan ahli kitab yang mereka yakini sebagai kitab suci adalah bukan nuskhah (naskah) yang asli, akan tetapi terjemahannya.

* Bahwa kitab-kitab itu telah dicampuri dengan perkataan para mu-fassir dan para muarrikh (ahli sejarah), juga orang-orang yang me-ngambil kesimpulan hukum dan sejenisnya.

* Tidak benar penisbatannya kepada rasul, karena tidak mempunyai sanad yang dapat dipercaya (dipertanggungjawabkan). Taurat ditulis sesudah Nabi Musa  berselang beberapa abad. Adapun Injil-injil yang ada, semuanya dinisbatkan kepada pengarang atau penulisnya, lagi pula telah dipilih dari Injil-injil yang bermacam-macam.

* Bermacam-macamnya naskah serta kontradiksi yang ada di dalam-nya menunjukkan secara yakin atas perubahan dan pemalsuannya.

* Injil-injil itu berisi aqidah-aqidah yang rusak dalam menggambarkan Sang Pencipta dan menyifatiNya dengan sifat-sifat kekurangan. Begitu pula menyifati para nabi dengan sifat-sifat kotor.
Karena itu orang Islam wajib meyakini bahwa kitab Perjanjian Lama dan Per-janjian Baru bukanlah kitab yang diturunkan Allah kepada rasulNya, bahkan kitab-kitab itu adalah karangan mereka sendiri. Maka kita tidak membenarkan sesuatu darinya kecuali apa yang dibenarkan oleh Al-Qur’an yang mulia dan As-Sunnah yang disucikan. Dan kita mendustakan apa yang didustakan oleh Al-Qur’an dan As-Sunnah. Kita tidak berkomentar tentang sesuatu yang tidak dibenarkan atau didustakan oleh Al-Qur’an, karena ia mengandung kemungkinan benar atau dusta. Wallahu a’lam!



Keempat: Al-Qur’anul Karim.

A. Definisi Al-Qur’an

Al-Qur’an menurut bahasa adalah bentuk masdar, seperti al-qira’ah. Anda mengungkapkan:
قَرَأْتُ الكِتَابَ قِرَاءَةً وَقُرْآنًا.
Di antara penggunaannya adalah:
“Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya”. (Al-Qiyamah: 17).

Qur’anahu maksudnya adalah qira’atahu. Kemudian masdar ini di-nukil dan dijadikan sebagai nama atau sebutan bagi kitab yang diturunkan kepada nabi Muhammad Shalallaahu alaihi wasalam , dan menjadi nama yang baku baginya.
Disebut Al-Qur’an karena ia mencakup inti (buah), kitab-kitab Allah kesemuanya, sebagaimana firman Allah:
“Dan Kami turunkan kepadamu Al-Kitab (Al-Qur’an). Untuk men-jelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri”. (An-Nahl: 89).

Sedangkan menurut istilah Al-Qur’an itu adalah Kalam Allah yang mu’jiz yang diturunkan kepada rasulNya, Muhammad Shalallaahu alaihi wasalam dalam bentuk wahyu, yang ditulis di dalam mushhaf dan dihafal di dalam dada, yang dibaca dengan lisan dan didengar oleh telinga, yang dinukil kepada kita secara mutawatir, tanpa ada keraguan, dan membacanya dinilai ibadah.

B. Al-Qur’an Adalah Kalam Allah

Madzhab umat terdahulu dan ulama salaf mengatakan. “Sesung-guhnya Al-Qur’an adalah Kalam Allah Subhannahu wa Ta'ala dengan lafazh dan makna-nya, diturunkan dan ia bukan makhluk, didengar oleh Jibril Alaihissalam dari-padaNya kemudian ia menyampaikannya kepada Nabi Muhammad Shalallaahu alaihi wasalam , lalu Nabi Muhammad Shalallaahu alaihi wasalam menyampaikannya kepada para sahabatnya. Dialah yang kita baca dengan lisan kita, yang kita tulis dalam mushhaf kita, dan kita hafal dalam dada kita serta kita dengar dengan telinga kita. Karena firman Allah:
“Dan jika seseorang di antara orang-orang musyrikin itu memin-ta perlindungan kepadamu, maka lindungilah ia supaya ia sem-pat mendengar firman Allah…”. (At-Taubah: 6).

Dan hadits yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari, Muslim dan lainnya dari Ibnu Umar Radhiallaahu anhu :

(( نَهَى أَنْ يُسَافَرَ بِاْلقُرْآنِ إِلَى أَرْضِ اْلعَدُوِّ ))

“Bahwasanya Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam melarang membawa Al-Qur’an ke negeri musuh”. (HR. Al-Bukhari, IV/68 dan Muslim,III/1490-1491).

Juga karena hadits Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam :

(( زَيِّنُوا ا لْقُرْآنَ بِأَصْوَاتِكُمْ ))

“Hiasilah olehmu Al-Qur’an itu dengan suara-suaramu!”. (HR. Ahmad, IV/283; dan lihat Shahih Al-Bukhari IX/193).

Di dalam ayat yang mulia tersebut Allah  menyebutkan atau me-namakan apa yang didengar yaitu apa yang dibacakan di hadapan orang-orang musyrik oleh Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam sebagai “Kalamullah”.

Dalam hadits pertama baginda Nabi menyebut apa yang ditulis itu adalah Al-Qur’an. Sebagaimana Allah juga telah berfirman tentang Al-Qur’an:
“Sesungguhnya Al-Qur’an ini adalah bacaan yang sangat mulia, pada kitab yang terpelihara (Lauhul Mahfuzh).” (Al-Waqi’ah: 77-78).

Kemudian dalam hadits kedua Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam menamakan apa yang dibaca sebagai Al-Qur’an.
Adapun dalil-dalil tentang keberadaannya diturunkan oleh Allah dan bukan oleh makhluk adalah banyak sekali, seperti firman Allah:
“Dia dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin (Jibril), ke dalam hati-mu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan, dengan bahasa Arab yang jelas”. (Asy-Syu’ara’: 193-195).
“Haa Miim. Diturunkan Kitab ini (Al-Qur’an) dari Allah Yang Mahaperkasa lagi Maha Mengetahui”. (Al-Mu’min/Ghafir: 1-2).

Dalam ayat-ayat tersebut terdapat nash serta pernyataan yang jelas bahwa Al-Qur’an itu diturunkan dari sisi Allah Subhannahu wa Ta'ala Tidak sah perkataan bahwa Al-Qur’an dan kitab-kitab Allah yang lain itu adalah makhluk, karena kitab-kitab itu adalah Kalam Allah, sedangkan Kalam Allah adalah sifatNya, dan sifatNya bukan makhluk.

Iman kepada segenap apa yang kita paparkan di atas tentang Al-Qur’an adalah wajib. Sebagaimana wajibnya mengimani bahwa ia adalah kitab yang paling diturunkan dari sisi Allah, yang datang untuk membenarkan dan mendukung kebenaran yang telah datang dalam kitab-kitab Allah terdahulu, juga untuk menjelaskan pengubahan dan pemalsuan yang terjadi padanya. Sebagaimana firman Allah:
“Dan Kami telah turunkan kepadamu Al-Qur’an dengan memba-wa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu”. (Al-Maidah: 48).

Dan ia datang dengan syariat yang universal, umum berlaku untuk setiap zaman dan tempat, menghapus syariat-syariat sebelum-nya, dan ia wajib diikuti oleh setiap orang yang mendengar kabarnya sampai Hari Kiamat. Allah tidak menerima agama dari siapa pun selainnya setelah ia diturunkan, sebagaimana disabdakan oleh baginda Rasul Shalallaahu alaihi wasalam :

(( وَالَّذِيْ نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لاَ يَسْمَعُ بِيْ أَحَدٌ مِنْ هذِهِ الأُمَّةِ يَهُوْدِيٌّ أَوْ نَصْرَانِيٌّ ثُمَّ يَمُوْتُ وَ لَمْ يُؤْمِنْ بِالَّذِيْ أُرْسِلْتُ بِهِ إِلاَّ كَانَ مِنْ أَصْحَابِ النَّارِ ))

“Demi Allah yang jiwa Muhammad berada di TanganNya, tidak seorang pun dari umat (manusia) ini yang mendengar tentang aku, seorang Yahudi maupun Nashrani, kemudian ia mati dan tidak beriman kepada ajaran yang aku bawa, melainkan ia adalah termasuk penghuni Neraka”. (HR. Muslim, I/134).

Hadits ini sangat jelas pernyataannya bahwa syariat Nabi Muhammad Shalallaahu alaihi wasalam adalah menghapus syariat-syariat sebelumnya.

C. Pemeliharaan Allah terhadap Al-Qur’an

Al-Qur’an yang diturunkan kepada penutup para nabi adalah Kitab Allah yang paling akhir diturunkan kepada manusia. Ia menghapus berlakunya syariat-syariat sebelumnya.

Karena itu ia datang dengan lengkap, mencakup semua yang di-butuhkan manusia dalam kehidupan dunia hingga hari Kiamat, serta membawa mereka ke taman kebahagiaan di akhirat, manakala mereka mengikuti ajaran-ajarannya dan berjalan di atas manhaj-nya.

Allah Subhannahu wa Ta'ala menjamin memeliharanya agar bisa menjadi hujjah atas umat manusia. Allah berfirman:
“Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur’an, dan se-sungguhnya Kami benar-benar memeliharanya”. (Al-Hijr: 9).

“Sesungguhnya orang-orang yang mengingkari Al-Qur’an ketika Al-Qur’an itu datang kepada mereka, (mereka itu pasti akan ce-laka), dan sesungguhnya Al-Qur’an itu adalah kitab yang mulia. Yang tidak datang kepadanya (Al-Qur’an) kebatilan, baik dari depan maupun dari belakangnya, yang diturunkan dari Tuhan Yang Mahabijaksana lagi Maha Terpuji”. (Fushshilat: 41-42).

Dan kesempurnaan pemeliharaan Al-Qur’an mengharuskan pemeliharaan tafsirnya, yaitu Sunnah Rasul Shalallaahu alaihi wasalam .

Jadi Al-Qur’an yang ada di tangan kita sekarang adalah Al-Qur’an yang diturunkan kepada Rasul kita Muhammad Shalallaahu alaihi wasalam dengan keseluruhan dan rinciannya, tidak dinodai oleh tangan-tangan jahil dan tidak akan tersentuh olehnya, bahkan akan tetap (tak berubah) sebagaimana saat ia diturunkan sampai diangkat di akhir zaman nanti, di dalamnya terdapat penjelasan atas hidayah dan nur, sumber rujukan manusia dalam aqidah dan syariatnya. Dari nash-nashnya mereka ber-istimbat untuk menentukan hukum bagi segala yang mereka temui dalam kehidupannya. Dialah kata akhir (kata pemutus), dia adalah hablullah (tali Allah) yang kuat, dzikrullah yang penuh hikmah dan jalanNya yang lurus. Dengannya hawa nafsu tidak akan tersesat dan dengannya pula lisan tidak akan terpeleset.

Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam telah menjelaskan Al-Qur’an ini kepada manusia dengan sabda-sabdanya, perbuatan dan ketetapannya. Allah berfirman:
“Dan Kami turunkan kepadamu Al-Qur’an, agar kamu menerang-kan kepada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada me-reka dan supaya mereka memikirkan”. (An-Nahl: 44).

D. Menantang dengan Al-Qur’an

Allah Subhannahu wa Ta'ala telah menjadikan banyak bukti kebenaran para nabi sesuai dengan apa yang terkenal di kalangan kaumnya. Oleh karena ter-sohornya sihir dalam masyarakat Mesir pada zaman Fir’aun, maka datanglah Nabi Musa Alaihissalam dengan mukjizat bisa mengubah tongkat men-jadi seekor ular besar dan mengeluarkan dari tangannya sinar putih mengkilau setelah ia memasukkannya ke saku bajunya.

Kemudian datang Nabi Isa Alaihissalam dengan mukjizat menghidupkan orang-orang yang sudah mati, menyembuhkan kebutaan total dan kulit belang-belang (sopak); karena umatnya sangat mengagungkan ilmu ketabiban. Hal ini sangat mengena dalam membuktikan kebenaran orang yang mendakwakan (dirinya sebagai nabi atau tuhan), karena umat sudah mengetahui bukti atau dalil yang sejenis.

Sedangkan Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam , penutup para nabi, diutus di tengah-tengah umat yang sangat mencurahkan perhatiannya di bidang sastra, maka sangatlah tepat kedatangan beliau dengan membawa kitab suci ini, karena ia merupakan satu jenis dengan keahlian mereka. Al-Qur’an adalah bahasa Arab yang nyata. Lebih dari itu, ia adalah puncak dalam kefasihan dan balaghah, bahkan berada jauh di atas kemampuan mereka semua. Sehingga mereka meyakini ia bukanlah bikinan manusia, karena ia di luar jangkauan mereka. Di samping itu, Al-Qur’an mem-punyai pengaruh luar biasa dalam jiwa mereka ketika mendengarnya. Akan tetapi, karena kebatilan sudah mendarah daging dalam tubuh mereka membuat mereka bersikeras untuk tidak mendengarnya serta melarang Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam membacanya di hadapan orang banyak dalam perkumpulan-perkumpulan dan acara-acara resmi. Seperti yang diceritakan Allah dalam surat Fushshilat:
“Dan orang-orang yang kafir berkata, ‘Janganlah kamu men-dengar dengan sungguh-sungguh akan Al-Qur’an ini dan buatlah hiruk pikuk terhadapnya, supaya kamu dapat mengalahkan (me-reka)”. (Fushshilat: 26).

Orang kafir Quraisy telah berbuat salah besar ketika mengatakan, Al-Qur’an itu bukanlah dari Allah. Maka Allah Subhannahu wa Ta'ala menentang mereka agar mendatangkan semisal Al-Qur’an dan Dia menyatakan bahwa mereka tidak akan mampu untuk itu, dan tantangan ini berlaku untuk mereka yang beranggapan seperti itu, baik manusia maupun jin, sam-pai hari Kiamat.

Allah berfirman:
“Katakanlah, ‘Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa Al-Qur’an ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan dia, sekalipun mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain”. (Al-Isra’: 88).

Kemudian Allah menurunkan lagi (mengurangi) tantangan itu de-ngan menantang mereka agar mendatangkan sepuluh surat saja seperti surat-surat Al-Qur’an, jika memang benar Al-Qur’an itu seperti yang mereka tuduhkan. Allah berfirman:
“Bahkan mereka mengatakan, ‘Muhammad telah membuat-buat Al-Qur’an itu’. Katakanlah, ‘(Kalau demikian), maka datangkan-lah sepuluh surat yang dibuat-buat yang menyamainya, dan pang-gillah orang-orang yang kamu sanggup (memanggilnya) selain Allah, jika kamu memang benar-benar orang yang benar”. (Hud: 13).

Kemudian Allah menurunkan kembali tantangannya dan meminta agar mereka mendatangkan satu surat saja jika memang benar bahwa Al-Qur’an itu buatan manusia. Allah berfirman:
“Dan (patutkah) mereka mengatakan, ‘Muhammad membuat-buat-nya’. Katakanlah, ‘(Kalau benar yang kamu katakan itu), maka cobalah datangkan sebuah surat seumpamanya dan panggillah siapa-siapa yang dapat kamu panggil (untuk membuatnya) selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar” (Yunus: 38).

Lalu Allah mengulangi tantangan ini bagi siapa saja yang meragukan kebenaran Al-Qur’an agar ia membuat satu surat saja, dan Allah meyakinkan lagi bahwa mereka tidak akan mampu, Allah berfirman:
“Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al-Qur’an yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang semisal Al-Qur’an itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang memang benar. Maka jika kamu tidak dapat membuat(nya) dan pasti kamu tidak dapat membuat(nya), maka peliharalah dirimu dari Neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang kafir”. (Al-Baqarah: 23-23).

Termasuk dalam tantangan di atas yaitu agar mereka membuat satu surat terpendek, dan surat yang terpendek dalam Al-Qur’an adalah ter-diri dari tiga ayat. Ini benar-benar amat jitu dalam mematahkan tuduhan mereka. Allah berfirman:
“Tidaklah mungkin Al-Qur’an ini dibuat oleh selain Allah…”. (Yunus: 37).

Itu semua dikarenakan kafasihan dan balaghah Al-Qur’an yang di luar kemampuan makhluk untuk mendatangkan yang semisalnya. Maka dia adalah mukjizat yang kekal abadi, melemahkan orang-orang yang memiliki puncak kefasihan dan balaghah. Lalu bagaimana lagi dengan orang-orang yang berada di bawah kemampuan mereka.

Di samping itu, Al-Qur’an juga memuat bukti-bukti yang banyak sekali yang sulit dihitung –selain mukjizat tantangan tersebut. Di antaranya, kandungan Al-Qur’an yang berisi kabar-kabar ghaib, baik yang sudah lewat maupun yang akan datang, hukum-hukum yang praktiknya akan mewujudkan kebahagiaan di dunia dan akhirat, menjadikan manu-sia merenungkan alam (semesta) dan segala isinya, juga merenungkan dirinya berikut penciptaannya yang semuanya itu berasal dari Dzat Yang Mahabijaksana dan Maha Mengetahui, tidak ada yang samar dariNya. Ia Mahakuasa atas segala sesuatu, dan di TanganNya-lah segala kebaikan, Dialah Sang Pencipta Yang Maha Mengetahui.

Umat Kristen Pengikut Paulus Bukan Yesus

Sebuah tulisan dan ulasan dari seorang Muallaf Alexius Handoko ex. murid Pdt Jusuf Roni STT Apostolos , Jakarta yang sekarang menjadi Da'i. Subhanallah !!. Laa Tandza Janganlah Ragu saudara saudaruku !! Cara Yesus mendakwahkan Injil berbeda dengan Paulus. Paulus menghalalkan segala cara dalam menyebarkan misinya.
Tidak banyak yg paham, bahkan yg mengaku Kristen , bahwa antara nasrani dan Kristen memiliki makna yg berbeda. Nasrani menunjuk pada ajaran yg dibawa oleh orang yg berasal dari Nasareth yaitu Isa as atau Yesus (Mathius 2:23, 21:11; Markus 10:47).
Pengikutnya disebut Nashara/Nashoro (Hawariyun) bukan Kristen seperti yg kita kenal. Orang Nasrani masih mengikuti mengikuti ajaran tauhid yg diajarkan Yesus (Yohanes 17:3) dan masih menjalankan hukum taurat (Matius 5:17), serta menjalankan ajaran Abraham/Ibrahim yaitu khitan/sunat (Kejadian 17:9), TIDAK MAKAN BABI (Imamat 11:7) dan Tidak minum-minuman keras (Imamat 10:9).
Setelah Nabi Muhammad SAW datang, mereka meleburkan diri / masuk kedalam Islam (Sejarah Gereja, Dr. Berkhof. Dr . I. Engklaar, BPK, hal 75) Sedangkan Kristen adalah keyakinan yg mempercayai Isa as / Yesus adalah Tuhan dan Juru selamat (Mesias). Keyakinan Ini berasal dari ucapan PAULUS di Antiokia, kira-kira tahuun 40 M setelah Yesus tiada. Pengikutnya lazim disebut orang Kristen. “Mereka tinggal bersama-sama dengan jemaat itu satu tahun lamanya, sambil mengajar banyak orang. Di Antiokhialah murid-murid itu untuk pertama kalinya disebut Kristen”(Kisah Rasul 11:26).
Buku materi Pokok Agam Katolik karangan Dra.Damascena Ari Suarso C.B (Karunika, Jakarta 1985, hal 42) menyebutkan , nama Kristen tidak berasal dari Kristen itu sendiri, melainkan diberikan oleh penguasa Romawi saat itu. Nama Kristen oleh Romawi dipakai untuk mengejek orang yg dipandang budak. Sebutan Kristen juga mengandungarti politik sebagai gerakan mesias(ala Ratu Adil atau Juru Selamat ).
Akidah maupun akhlak diantara keduanya berbeda . Nasrani berakhidah tauhid (meng Esa-kan Tuhan, Tidak ada Tuhan melaikan Allah ) sedangkan Kristen tidak. Dengan meleburnya kaum Nasrani kedalam Islam setelah kedatangan Nabi Muhammad SAW ----seperti yg dikatakan Dr Berkhof diatas ------- maka setelah itu tidak ada lagi kaum Nasrani dimuka bumi. Yang tinggal hanyalah kaum Kristen, pengikut Pulus. Oleh Paulus, yg juga seorang YAHUDI, ajaran Yesus yang awalnya mengakui ketauhidan(meng Esa-kan Tuhan, Tidak ada Tuhan melaikan Allah ) di RUSAK sedemikian rupa hingga banyak banyak sekali hal-hal yg bertentangan dengan PIKIRAN SEHAT. Ayat-ayat Injil dipalsu sedemikian rupa, disisipi kalimat-kalimat yg saling bertentangan, dan ironisnya itu semua diikuti tanpa reserve oleh para pengikutnya. Dalam hal beribadah misalnya. Orang- orang Kristen sekarang ini melakukan dengan berlutut. Padahal nabi Isa as atau Yesus beribadah dengan bersujud (Mathius 26:39) . Yang berlutut dan berdoa adalah cara Paulus (Kis 21:5, Kis 9:40, Kis 20:36 )
Dalam berdoa, umat Kristen tidak menengadahkan tangannya, padahal Yesus melakukan hal itu (Matius 14:19; Timotius 2:Cool. Saat melaksanakan ritual ibadah, Yesus melakukanya seperti umat terdahulu, yakni membersihkan diri dulu atau berwudhu(Keluaran 40:31), melepaskan alas kaki (Keluaran 3:5), dan menghadap kiblat (1 Raja 8:44;48:2 Taw) 6:34-38 ; Mazmur 5:7; Mat 5:17 ). Kini , hal-hal tersebut tidak mereka lakukan lagi.
Dalam hal kematian, Mayat orang kristen mengenakan jas lengkap dan dimasukan kedalam peti mati. Tata cara ini sama sekali tidak ada dalilnya dalam Injil ---bid’ah. Nabi Isa atau Yesus ketika wafat dikafani (Lukas 24;12; Yohanes 11:44; Yohanes 20:5)
Kemudian ,para nabi yang seharusnya dihormati pun dilecehkan dlm injil .
- Nabi Nuh as. Mabuk-mabukan dan telanjang dalm kemahnya (Kejadian 9:18-27 )
- Nabi Ismail as , berperangai seperti keledai liar (Kejadian 16: 11-12),
- Nabi Luth menghamili kedua putri kandungnya (Kejadian 19:30-38),
- Nabi Yakub as. Menipu ayahnya sendiri (Kejadian 27 : 1-46),
- Yahuda menghamili menantunya sendiri (Kejadian 38:1-30),
- Nabi Daud as. Menghamili istri orang yang akhirnya menurunkan Nabi Isa as atau Yesus (II Samuel 11:1- 27; Mathius 1;6),
- Nabi Isa atau Yesus adalah nabi bodoh, idiot, emosional dan berakhlak bejad (Markus 11: 12-14; Yohanes 7 : 8-10; Yohanes 2:4), dan banyak lagi ayat – ayat lain … yg membuat aku selalu bertanya – tanya tentang kebenaran Injil hatiku selalu kecewa dan malu bila membacanya ………

Lebih gila lagi , Paulus berkata : “Tetapi jika kebenaran Allah oleh dustaku semakin berlimpah kemuliaaNya, mengapa aku masih dihakimi lagi sebagai orang berdosa ? “ (Roma 3:7) Paulus juga berkata : “Tetapi hukum Taurat ditambahkan supaya pelanggaran menjadi semakin banyak; dan dimana dosa bertambah banyak, disana kasi karunia menjadi berlimpah –limpah ” (Roma 5:20) Itulah sebabnya,dalam menjalankan misinya, umat Kristiani (penyembah Yesus ditiang salib ) mereka sama sekali tidak mengindahkan norma-norma atau hukum yg ada. Semuanya adalah sah . Bahkan dengan semakin banyaknya dosa yg dibuat maka akan kian banyak pula kasih karunia Tuhan berlimpah-limpah.

POKOK ajaran Paulus intisarinya ada 6;
- doktrin Trinitas,
- kepercayaan yg menyebut kan Yesus Juruselamat
- kepercayaan Yesus mati ditiang salib untuk menebus dosa warisan dari Adam as
- keyakinan Yesus telah bangkit dari antara orang mati lalu naik kelangit
- dan kepercayaan Yesus akan datang lagi pada akhir zaman.

Lantas, siapa sebenarnya Paulus itu yang menjadi “penerus” Yesus ? Injil menyebutkan Paulus adalah musuh Yesus yang telah menyiksa para murid Yesus (Kisah Para Rasul 8:1-29; 26:8-11).
Untuk itu pada saudaraku sebangsa umat Kristiani / Nasrani / Katolik pelajarilah kembali dan renungkanlah Injil yang ada ditanganmu ……dan beranikanlah membaca buku-buku Islam walaupun ada perasaan benci , kesal, jiji, takut, malu, hina,tiada guna, buang-buang waktu ……..seperi yg pernah ku alami .
Jangalah kau mendengarkan Islam / versi Islam dari lingkungan kalian sendiri …. Memang mungkin banyak umat muslim juga tidak beraklahk Islami (Al-quran dan Al Hadist ) , tapi apakah itu yg menjadi penghalang untuk mengetahui kebenaran Allah dan kehidupan akhirat yang kekal ?…. Renungkanlah sekali lagi ….semoga anda mendapat petunjuk dari Allah Subhanahuwata’ala . Tiada maksud aku menjelek-jelekan Umat Kristen. apalagi untuk mempermalukan ……sekali lagi Tidak, Tulisan ini adalah sekedar membagi pengalaman dan penegetahuan yang aku miliki.

Minggu, 28 Maret 2010

Bidadari Surga

Bidadari adalah hamba Allah SWT yang khusus disediakan untuk orang-orang beriman sebagai balasan atas ketaatannya kepada Allah SWT selama hidup di dunia. Kedudukannya sama dengan suami/isteri yang bersangkutan? Jika yang dimaksud dengan “kedudukannya sebagai isteri/suami orang tersebut” dalam arti fungsinya, bisa ya, bisa tidak, tergantung keinginan hamba yang bersangkutan.

Bahkan di akhirat kelak, satu keluarga yang terdiri dari anak, isteri, cucu, cicit dan kerabat lainnya, akan dikumpulkan oleh Allah SWT dalam satu surga, asalkan mereka semua adalah orang-orang shaleh/bertakwa, itu pun tentunya jika yang bersangkutan mau. Sebagaimana firmannya dalam surat ath-Thuur ayat 21: “Dan orang-oranng yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami pertemukan anak cucu mereka dengan mereka dan Kami tiada mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka. Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya.”

Ummu Salamah pernah bertanya kepada Rasulullah SAW, "Wahai Rasulullah, manakah yang lebih utama, wanita dunia ataukah bidadari yang bermata jeli?" Beliau SAW menjawab, "Wanita-wanita dunia lebih utama daripada bidadari-bidadari yang bermata jeli, seperti kelebihan yang tampak daripada apa yang tidak tampak. " Saya kembali bertanya, "Karena apa wanita dunia lebih utama daripada mereka?” Beliau menjawab, " Karena shalat mereka, puasa dan ibadah mereka kepada Allah. Allah meletakkan cahaya di wajah mereka, tubuh mereka adalah kain sutra, kulitnya putih bersih, pakaiannya berwarna hijau, perhiasaannya kekuning-kuningan, sanggulnya mutiara dan sisirnya terbuat dari emas. Mereka berkata, 'Kami hidup abadi dan tidak mati, kami lemah lembut dan tidak jahat sama sekali, kami selalu mendampingi dan tidak beranjak sama sekali, kami ridha dan tidak pernah bersungut-sungut sama sekali. Berbahagialah orang yang memiliki kami dan kami memilikinya. "

Saya kembali bertanya, " Wahai Rasulullah, salah seorang wanita di antara kami pernah nikah dengan dua, tiga atau empat laki-laki lalu dia meninggal dunia. Dia masuk surga dan mereka pun masuk surga pula. Siapakah di antara laki-laki itu yang akan menjadi suaminya di surga? Beliau pun menjawab, "Wahai Ummu Salamah, wanita itu disuruh memilih, lalu dia pun memilih siapa di antara mereka yang akhlaknya paling bagus, lalu ia berkata, 'Wahai Rabbku sesungguhnya lelaki inilah yang paling baik akhlaknya tatkal hidup bersamaku di dunia. Maka nikahkanlah aku dengannya.' Wahai Ummu Salamah, akhlak yang baik itu akan pergi membawa dua kebaikan, dunia dan akhirat.” (HR. Thabrani).

Sekilas tentang bidadari di surga. Bidadari adalah makhluk Allah penghuni surga berakhlak mulia, putih bersih, cantik, masih dipingit di dalam rumah (QS. Ar-Rahman: 70-72), dan diciptakan Allah secara langsung, berwujud gadis perawan, penuh cinta, lagi sebaya usianya (QS. Al-Waqiah: 35-37), tidak meliarkan pandangannya, matanya jelita, seakan-akan mereka adalah telur yang tersimpan dengan baik (Ash Shaffat: 48-49). Bahkan diriwayatkan dalam hadis, seandainya seorang bidadari surga menampakkan wajahnya ke bumi niscaya akan menerangi langit dan bumi dan sesungguhnya tutup kepalanya lebih baik dari dunia dan seisinya. Permata tingkatan terendah yang dikenakan kemilau sinarnya dapat menerangi antara timur dan barat.

Dari Anas bin Malik ra. Nabi Shallallahu Alaihi wa sallam bersabda, “Semalam atau sore di jalan Allah, lebih baik dari dunia dan seisinya. Maka busur panah salah seorang kamu dari surga atau cambuknya lebih baik dari dunia dan seisinya, jikalau perempuan penghuni surga menengok ke bumi maka akan menyinari diantara keduanya dan cahayanya berbau wangi, dan sungguh kerudung di kepalanya lebih baik daripada dunia dan seisinya.” (HR. Muttafaq Alaih, redaksi hadisnya dari Bukhari no. 2796, dan Muslim no.1880) Wallahu a’lam.

proses penciptaan manusia

for everyone

Proses penciptaan manusia


Allah berfirman dalam Al-Qur'an, surat Ar-Rahman ayat 14:

خلق الإنسان من صلصال كالفخار

"Dia menciptakan manusia dari tanah kering seperti tembikar." (QS. Ar-Rahman: 14).

Para ulama sudah sepakat bahwa yang di maksud oleh ayat ini adalah penciptaan manusia pertama sekali, yaitu Nabi Adam.AS. dan inilah hakikat yang Allah paparkan kepada manusia supaya mereka lebih tahu akan hakekat diri mereka yang hina dan lebih meningkatkan rasa 'ubudiyyah dan rasa hinanya terhadap Sang Pencipta.

Penciptaan manusia pertama sekali yang di ceritakan oleh Al-Qur'an pada ayat ini, merupakan bukti kekuasan Yang Maha Tunggal dan tidak bisa di tandingi oleh sesuatu apapun di alama semesta ini, semuanya Allah paparkan di dalam Al-qur'an, dalam as-sunnah dan di dalam semesta yang di perhatikan selalu oleh manusia dan bahkan Allah perlihatkan pada diri mereka sendiri, sebagai mana firman-Nya:

وفى انفسكم افلا تبصرون

"Dan apa yang ada pada dirimu apakah kamu tidak memperhatikan?"

Menelusuri keajaiban Sang Pencipta akan lebih menambah keimanan dan kethaatan kita kepada-Nya, lewat tadabbur alam dan memikirkan tentang cipataan yang maha sempurna ini, karna tidak ada sesuatu apapun yang sanggup menciptakan dan mengadakan alam yang demikian hebat ini kecuali Allah 'Azza wa Jalla.

Penciptaan Nabi Adam 'Alaihissalam adlaah penciptaan yang maha sempurna; bagaimana Allah Allah menciptakan manusia pertama ini dari tanah dan kemudian Allah tiupkan ruh-Nya, sehingga demikian jadilah manusia makhluq yang mulia diantara sekian makhluq yang Allah ciptakan di bumi ini, firman Allah:

لقد خلقنا الإنسان فى احسن تقويم

"Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya." (QS. At-Tiin: 4).

Pembahasan:

1. ibrah dari penciptaan Nabi Adam. AS

Sebagai mana di kutip pada ayat di atas (surat Ar-Rahman ayat 14), bahwa manusia pertama yang Allah ciptakan dari tanah dialah Nabi Adam AS, lalu mengapakah mengapa manusia selanjutnya tidak pernah lagi turun temurun diciptakan dari tanah, kecuali Nabi Isa. AS?

Jawabannya: tanah adalah asal segala sari pati makhluq hidup, tempat tumbuhnya tumbuh-tumbuhan, dan darisana pulalah bersumbernya manusia, manusia mendapatkan inti makanan dari hasil yang di keluarkan oleh tanah, boleh jadi inilah ibrah termahal yang Allah tunjukkan kepada manusia, sebagai bukti hubungan maksud kalimat ini dengan firman Allah pada surat Al-Mukminun ayat12:

ولقد خلقنا الإنسان من سلا لة من طين

"Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu sari pati (yang berasal) tanah." (QS. Al-mukminun; 12).

Maka sari pati tanah inilah yang kemudian lewat berbagai proses tumbuhan dan makanan sehingga menghasilkan "air mani" yang kental, dna kemudian air mani ini pulalah yang selanjutnya menghasilkan seorang insan yang kokoh bentuk tubuhnya hasil dari hasil pertemuan air mani dengan sel telur seorang wanita, kemudian hasil kerja sama inilah yang akan menghasilkan seorang bayi yang cantik. (insya Allah tentang pembahasan ini akan kita paparkan pada pembahasan selanjutnya).

Penciptaan Nabi Isa AS

Kemudian Al-Qur'an menjelaskan penciptaan Nabi Isa AS; yang mana Nabi Isa adalah putra dari Siti Maryam Radiyallahu a'alaiha yang Allah sucikan farajnya. Maka penciptaan Nabi Isa AS sama dengan penciptaan Nabi Adam AS, Allah menciptakan Nabi adam dari tanah maka begitu juga dengan Nabi Isa, Allah menciptakan beliau juga dari tanah, karna mafhum dari ayat ini nyata dan jelas maksudnya, maka pantas pula manusia yang tidak mempunyai akal dan agama menganggap Nabi Isa sebagai ornag yang istimewa dan bahkan kebanyakan manusia menganggap beliau sebagai Tuhan, sebagai mana yang di lakukan banyak oleh orang-orang nasrani 9kristen), ini adalah pemahaman yang salah dan bathil.

Adapun seputar penciptaan Nabi Isa, Allah gambarkan dalam Al-Qur'an surat Ali-'Imran ayat 59 dan 60:

إن مثل عيسى عند الله كمثل آدم خلقه من تراب ثم قال له كن فيكون . الحق من ربك فلا تكن من الممترين

" Sesungguhnya misal (penciptaan) 'Isa di sisi , adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allaj berfirman kepadanya: "Jadilah!" (seorang manusia), maka jadilah dia.

(Apa yang telah kami ceritakna itu), itulah yang benar, yang datang dari Tuhanmu, karena itu janganlah kamu termasuk orang-orang yang ragu." (QS. Ali-'Imran: 59 dan 60).

( tambah man!)

2. ibrah dari Penciptaan manusia secara umum(selain Adam dan 'Isa)

Disinilah keyakinan yang lahir dari orang-orang yang berfikir, dan muncul keyakinan dari orang yang memperhatikan, yang berakal dan mempelajari (ahlul ilmi), firman Allah:

وما يذكر به إلا اولوالألباب

"Dan tidak dapat mengabil pelajaran (dari padanya) melainkan orang-orang yang berakal." (QS. Ali-'Imran: 7).

Insya Allah dalam pembahasan ini kita akan terangkan mu'jizat-mu'jizat yang di beritakan Al-Qur'an semenjak berabad-abad yang lalu, dan baru di ungkap oleh ilmu hadits (oleh ilmu smodern sekrang seeperti biologi, geografi, ilmu falak, dll), maka beruntunglah bagi kita yang meyakini bahwa Allah Adalah Tuhan Yang patut di sembah dan Al-Qur'an sebagai pedoman, Nabi Muhammad sebagai Nabi dan Rasul dan penutup para Nabi (muslim) yang semenjak mengenal Islam di bukakan hatinya oleh Allah untuk melihat kebenaran Syari'at-Nya, sehingga dengan mengenal Islam kita secara langsung mengenal ilmu alam semesta itulah keistimewaan Islam, oelh karna itulah di dalam Islam di wajibkan menuntut ilmu agama, karna ilmu agama mencakup seluruh macam ilmu yang terkandung secara khusus dalam Al-Qur'an dan As-sunnah, dan kemudian bisa di realisasikan di alam luar; yang merupakan hasil pngetahuan mengenal Allah dan kitab suci-Nya dan syari'at-syari'at-Nya.

Berbeda dengan mereka yang belum dan tidak Allah bukakan hati mereka kepada petunjuk Allah (Islam), mereka berusaha mengungkap rahasia penciptaan alam, beruntung kalau mereka sampai kepada derajat emahaman yang benar (yang mendapat petunjuk Allah bahwa yang menciptakan semua ini hanyalah Allah), dan merugilah bagi mereka yang berusaha mengungkap rahasia penciptaan akan tetapi mereka tidak membenarkan akan Sang Pencipta akan penciptaan yang agung ini, mereka hanya tinggal mendapatkan kepayahan dalam mengungkap semua ini.

Marhalah penciptaan manusia

Al-Qur'an menceritakan secara kamil (sempurna) dan daqiq (terperinci) akan proses penciptaan manusia, mulai dari sumber asalnya, kemudian trbentuknya mani, dan bertemunya mani dengan sel telur, kemudian bagaimana proses mani dan sel telur selanjtunya di dalam rahim, dan sehingga lahirlah seorang bayi; smeuanya ini telah sempurna Allah beritakan dalam Al-Qur'an, hanya tinggal bagai mana manusia memahaminya dna mempelajarinya serta mengimani smeua ini sebagai bentuk ubudiyyah yang sempurna.

Tentang proses kejadian manusia, kita bagi menjadi beberapa marhalah penting, sbb:

sumber dan asal usul manusia

proses terbentuknya mani dan sel telur

proses bertemunya mani dengan sel telur

proses mani dalam rahim, sebelum terbentuknya segumpal daging(segumpal darah)

proses setelah terbentuknya segumpang daging (lihat hadits di arbain nawawiyah,tt 40 hari proses terbentuknya …)

masa mengandung

masa kelahiran sampai terbentuknya seorang laki2 tangguh (pembahasan: Dialah yang mengeluarkan kamu dari perut ibumu, sedangkan kamu tidak mengetahui sesuaupun juga, air susu ibu,

manusia yang sempurna.

----------------------------------------------------------------------------------------------------

1. sumber dan asal usul manusia

Allah SWt adalah Pencipta manusia, yang menciptakan tanam-tanaman, yang menciptakan benih, yang memberi rezki manusia sehingga dengan rizki tadi manusia bisa memanfa'atkannya, apakah dengan memakan atau meminum, dan ataupun dengan merasakan dan segala hal yang membuat manusia tetap hidup?, semuanya adalah anugerah Allah yang tiada banding, nikmat yang wajib di syukuri.

Sebelum kita memasuki pembahasan ini, sedikit kita ulang lagi bahwa Allah menciptakan manusia ini tak dan tak bukan hanya untuk menyembah kepada-Nya, berdo', meminta, bertawakkal, hanya kepada-Nya; inilah hakikat yang mesti di amalkan, beribadah dan selaly mengingat Allah SWt, kapan dan di manapun, maka itulah 'ubudiyyah yang sempurna. Firman Allah:

وما خلقت الجن والإنس إلا ليعبدون

"Tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan hanya untuk beribadah kepada-Ku."

Sebagaimana yang telah kita singgung diatas, bahwa asal usul manusia berasal dari tumbuh-tumbuhan yang di gambarkan Al-Qur'an dengan kata "sari pati tanah", dan sebagaimana maklum juga bahwa manusia pertama diciptakan oleh Allah yaitu Nabi Adam. AS yang berasal dari tanah. Boleh jadi inilah 'ilaqah (hubungan) antara penciptaan manusia dari tanah dengan penciptaan manusia dari sari pati tanah, sebab dari tanahlah muncul segala-galanya sehingga terbentuklah sesuatu yang bisa membentuk air mani ataupun zat telur.

Firman Allah:

ولقد خلقنا الإنسان من سلا لة من طين

"Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu sari pati (yang berasal) tanah." (QS. Al-mukminun; 12).

Maka dari sini kita bisa simpulkan bahwa manusia dengan tumbuhan mempunyai hubungan yang kuat dan erat bukan disisi ini saja, bahkan kebanyakan hal yang menyangkut hidup manusia dan tumbuhan dan juga hewan dan alam secara keseluruhan baik yang disadari dan yang tidak disadari, kesemuanya ini mempunyai hubungan timbal balik yang berkesinambungan. Mereka selalu saling membutuhkan satu sama lain, salah satunya lagi:

Ketika manusia bernafas maka dia akan mengeluarkan karbon dioksida (CO2), sedangkan tumbuhan membutuhkan karbon dioksida untuk membantu pencernaan makanan mereka. Dan sebaliknya manusia membutuhkan oksigen (O2) untuk kelangsungan hidup mereka, karna bernafas membutuhkan oksigen sedangkan tumbuh-tumbuhan selalu mengeluarkan oksigen, sehingga dari hasil pembuangan karbon dioksida oleh manusia sedangkan karbon dioksida di butuhkan oleh tumbuh-tumbuhan. dan pembuangan oksigen oleh tumbuh-tumbuhan sedangkan kita manusia membutuhkan oksigen untuk bernafas, ini adalah kerja sama yang baik dan hubungan timbal balik yang terus menerus.

Air Mata Taubat Nabi Adam

Diriwayatkan bahwa semenjak Nabi Adam dikeluarkan dari syurga akibat tipu daya iblis, beliau menangis selama 300 tahun. Nabi Adam tidak mengangkat kepalanya ke langit karena terlalu malu kepada Allah swt. Beliau sujud di atas gunung selama seratus tahun. Kemudian menangis lagi sehingga air matanya mengalir di jurang Serantip.

Dari air mata Nabi Adam itu Allah tumbuhkan pohon-pohon. Beberapa ekor burung telah meminum air mata beliau. Burung itu berkata, ” Sungguh Sedap air ini.” Nabi Adam mendengar kata-kata burung tersebut. Beliau menyangka burung itu sengaja mengejeknya karena perbuatan durhakanya kepada Allah. Ini membuatkan Nabi Adam semakin keras tangisannya.

Akhirnya Allah telah menyampaikan wahyu yang bermaksud, “Hai Adam, sesungguhnya aku belum pernah menciptakan air minum yang lebih lezat dan nikmat dari pada air mata taubatmu itu.”

Sungguh sangat berbeda taubatnya Nabi Adam dengan taubat kita, Nabi adam bisa menangis selama seratus tahun, sementara kita kadang-kadang susah untuk menangis walaupun sudah melakukan maksiat yang banyak kepada Allah S.WT. Mudah-mudahan kita benar-benar menjadi hamba yang bertaubat. amin…

PERUBAHAN TAURAT

Beriman kepada kitab suci Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa a.s. adalah merupakan salah satu rukun keimanan. Allah Taala juga telah memberitahukan bahwa di dalam kitab terdapat cahaya penerangan serta petunjuk yang baik, malah Dia puji pula dengan firman-Nya, “Sungguh Kami (Allah) telah memberikan kitab pemisah (antara yang baik dan yang buruk) kepada Musa dan Harun dan menjadi cahaya serta peringatan bagi orang-orang yang bertakwa.” (Q.S. Al-Anbiya:48)

Hanya saja kitab Taurat yang pernah diturunkan kepada Nabi Musa a.s. kini sudah tidak ada sama sekali yang murni, sebagaimana diketengahkan oleh seluruh alim ulama dan kaum cendekiawan. Adapun kitab Taurat yang beredar sekarang ini sebenarnya merupakan karangan yang ditulis oleh lebih dari seorang penyusun dan ditulis dalam masa yang berlain-lainan. Sudah jelas di dalamnya banyak terdapat perubahan.

Imam Farid Wajdi berkata, “Salah satu bukti bahwa kitab Taurat sudah berubah dari kemurniannya ialah bahwa Taurat yang beredar di tangan kaum Nasrani berbeda jauh dari Taurat yang beredar di tangan kaum Yahudi."

Alquran sendiri menetapkan adanya perubahan ini dan mengecam umat Yahudi yang memasukkan perubahan pada kitab suci tersebut. Allah Taala menjelaskan hal itu dengan firman-Nya, “Apakah kamu semua menaruh harapan yang besar bahwa mereka akan beriman padamu, padahal sebagian dari mereka mendengar firman Allah kemudian mereka mengubahnya sesudah mereka mengerti dan mereka pun mengetahui mana yang sebenarnya?" (Q.S. Al-Baqarah:75)

Jadi nyata bahwa kaum durhaka sudah berani mengubah kitab suci yang diturunkan oleh Allah Taala. Tujuan pengubahan itu ialah untuk menutupi yang hak dan melalaikan bagian yang terpenting dari apa-apa yang disebutkan oleh Allah Taala dalam kitab Taurat. Maka dari itu Taurat yang kini ada di tangan mereka tidak seluruhnya benar, tetapi hanya sebagian saja.

Allah Taala berfirman, “Di antara umat Yahudi ada orang-orang yang mengubah kalimat-kalimat Allah dari yang semestinya.” (Q.S. An-Nisa:46)

Bukti yang utama atas kecaman Alquran terhadap kitab Taurat yang beredar sekarang ini dan yang bukan merupakan wahyu Allah Taala yang diturunkan kepada Nabi Musa yang dijadikan sebagai cahaya dan petunjuk, ialah terdapatnya sifat-sifat Allah dalam Taurat yang sama sekali tidak sesuai dengan kemuliaan serta keagungan-Nya.

Dalam bab Kejadian dari kitab Perjanjian Lama pasal 3 awal ayat 22 disebutkan sebagai berikut: Maka firman Tuhan Allah, “Bahwa manusia telah menjadi bagaikan seorang kita, sebab diketahuinya akan baik dan jahat.”

Terdapat pula dalam bab Kejadian, pasal 6, ayat 6 kata-kata yang berbunyi, “Maka menyesallah Tuhan sebab telah Dia jadikan manusia di atas bumi, maka ia mendukacitakan hatinya.”

Coba pikirkan baik-baik! Apakah patut menurut akal pikiran, bahwa dua kalimat di atas benar-benar firman Allah swt.? Patutkah kiranya ada manusia yang derajatnya menyamai derajat Tuhan? Patutkah Tuhan mempunyai sifat menyesal karena merasa salah melakukan sesuatu, kemudian bersedih hati dan berdukacita?

Masih banyak lagi kekeliruan-kekeliruan yang terdapat dalam Taurat karena memang sudah diubah dan diganti oleh tangan manusia yang sengaja ingin menyelewengkannya dan sama sekali tidak bertanggung jawab. Bacalah kitab Taurat sekali lagi, di situ banyak uraian yang berkenaan dengan kisah para nabi yang dilanggar dan dinodai, sifat maksum, kemuliaan serta keluhuran budi pekerti mereka semua diingkari. Coba perhatikan isi Taurat itu, kemudian selami uraian-uraian yang terkandung di dalamnya. Di situ terdapat keterangan sebagai berikut:

a. Dikatakan bahwa Nabi Ibrahim a.s. adalah pendusta besar.

b. Nabi Luth a.s. berzina dengan kedua putrinya.

c. Nabi Harun a.s. mengajak kaum Israel (Yahudi) menyembah anak lembu.

d. Nabi Daud a.s. berzina dengan istri Auria.

e. Nabi Sulaiman a.s. menyembah beberapa berhala untuk menyenangkan hati istrinya.

Patutkah semua dilontarkan kepada para nabi? Adakah lagi bukti yang lebih kuat untuk menunjukkan perubahan Taurat yang melebihi dari uraian-uraian sebagaimana yang tercantum di atas itu? Kini bukan umat Islam lagi yang mengoreksi isi kitab Taurat itu, bahkan di kalangan umat Yahudi sendiri sudah muncul beberapa pengeritik yang memberikan kecaman pedas mengenai perubahan kitab Taurat yang tidak sewajarnya. Para ahli kitab suci yang ingin mengadakan pembaharuan dalam agamanya, dengan terpaksa mengakui adanya kenyataan yang pahit ini yakni bahwa kitab Taurat sudah diubah dan banyak yang diganti dari yang sebenarnya. Seorang pemimpin mazhab dari golongan pembaharuan ini yang bernama Hakam Paris Agulian Wyl banyak memberikan pendapatnya dalam kitab yang berjudul Agama Yahudi.

PERUBAHAN INJIL

Kitab Injil yang diturunkan kepada Nabi Isa a.s. sama halnya dengan kitab Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa a.s. Keduanya adalah firman Allah swt. yang juga merupakan petunjuk dan cahaya penerangan bagi manusia. Hanya saja Injil pun mengalami nasib yang sama dengan Taurat sudah dihinggapi berbagai perubahan dan penggantian yang dilakukan oleh tangan manusia.

Allah Taala berfirman, “Di antara orang-orang yang mengatakan, ‘Sesungguhnya kita ini orang-orang Nasrani (Kristen). Kami mengambil perjanjian dari mereka. Tetapi mereka melupakan sebagian dari apa yang telah diperingatkan kepada mereka. Oleh sebab itu Kami timbulkan permusuhan dan kebencian di antara mereka sampai hari kiamat.’ Nanti Allah akan memberitahukan kepada mereka apa-apa yang telah mereka kerjakan. Hai Ahli Kitab (Nasrani dan Yahudi)! Sesungguhnya telah datang utusan Kami kepadamu semua untuk menjelaskan kepada kamu semua berbagai masalah dari isi Kitab yang kamu semua sembunyikan dan banyak (pula yang) dibiarkannya.” (Q.S. Al-Maidah:14-15)

Rasanya sudah cukup jelas bahwa untuk membuktikan kebenaran tuduhan tentang diubahnya kitab Injil ialah kenyataan yang menunjukkan asal mulanya kitab Injil yang beredar di tangan kaum Nasrani sekarang ini. Asal mulanya jumlah kitab-kitab Injil amat banyak sekali yakni tujuh puluh buah naskah yang dibuat oleh umat Kristen, kemudian dipilih empat buah saja yaitu Matius, Markus, Lukas dan Yahya (Yohanna).

Kita-kitab Injil sebagaimana disebutkan di atas memuat tulisan dan catatan kehidupan atau sejarah hidup Nabi Isa a.s. Para pengarangnya dimaklumi dan nama-nama mereka pun tercantum di situ. Para kritikus dari golongan umat Kristen sudah mengakui bahwa apa yang kini menjadi akidah atau kepercayaan yang tertera dalam kitab Injil adalah semata-mata pendapat Paulus saja dan bukan pendapat kaum hawari (pengikut setia) Nabi Isa a.s. dan bukan pula pendapat orang-orang yang terdekat kepada beliau.



Di kota Paris terdapat sebuah perpustakaan milik salah seorang pangeran di mana tersimpan sebuah naskah kitab Injil karangan Barnaba. Kitab ini telah dicetak kembali oleh percetakan Al-Manar setelah diterjemahkan ke dalam bahasa Arab. Isi dari Injil Barnabas ini sangat berbeda dengan isi kitab Injil empat macam yang tersebut di atas. Perbedaannya bukan sedikit, tetapi amat besar sekali.

KISAH NABI ISA A.S.

Ibu Nabi Isa A.S. bernama Maryam (tidak berayah atas kekuasaan Allah) dan tidak seperti manusia biasa yang mempunyai ibu bapak. Keanehan kelahiran beliau ini adalah untuk menjadi ujian kepada manusia, apakah manusia tidak akan percaya kepada kekuasaan Allah. Orang¬orang yang beriman percaya atas kelahiran Isa A.S. tanpa ayah. Roh yang ditiupkan oleh Malaikat Ruhulqudus, roh yang suci ke dalam kandungan Siti Maryam, sehingga lahir seorang bayi laki-laki yang setelah dewasa diangkat oleh Allah menjadi menjadi seorang rasul.

Adapun orang-orang yang kafir kepada Allah tidak percaya, sehingga Isa disebut anak Allah. Maha Suci Allah dari beranak dan Tuhan tidak ada yang menyerupai-Nya seorang pun.

Pada tahun 622 sebelum Hijriah atau disebut tahun Masehi, lahirlah Nabi Isa A.S. Ibunya bernama Siti Maryam. Ibu Maryam bernama Hannah isteri Imran yang sejarahnya telah diceritakan dalam sejarah Nabi Zakaria. Maryam di waktu ked I diasuh oleh keluarga Nabi Zakaria.

Maryam adalah seorang wanita yang salehah. Pada waktu ia gadis remaja, datanglah malaikat Jibril memberi kabar kepadanya. Malaikat tersebut datang menyerupai manusia. la memberi kabar kepada Maryam bahwa ia akan memperoleh seorang bayi laki-Iaki. Maryam kemudian berkata: ''Jauhlah engkau dari sini dan aku berlindung kepada Allah atas kejahatan yang akan terjadi dan aku takut kepada Allah."

Malaikat menjawab, seperti yang tersebut di dalam AI Qur'an surat Maryam ayat 17 sampai 21:

Artinya:
Dibuatnya dinding antaranya dan antara mereka itu. Kemudian Kami utus kepadanya seorang Malaikat fibril, lalu ia lupakan dirinya sebagai manusia yang sempurna. (QS. Maryam: 17)

Artinya:
Berkata Maryam: "Sesungguhnya saya berlindung kepada Tuhan yang Penyayang dari kejahatan engkau, jika engkau orang yang takut kepada-Nya." (QS. Maryam: 18)

Artinya:
Sahut Malaikat: "Sesungguhnya saya seorang utusan Allah karena hendak memberi engkau anak yang bersih." (QS. Maryam: 19)

Artinya:
Jawab Maryam: "Bagaimana saya akan memperoleh seorang anak, sedang seorang manusia pun tak pernah menyentuh tubuh saya dan saya bukan pula seorang yang jahat." (QS. Maryam: 20)

Artinya:
Berkata Malaikat: "Demikianlah halnya. Tuhan engkau telah berfirman: "Perkara itu amat mudah bagi-Ku, supaya Kujadikan suatu tanda kekuasaan kepada manusia dengan rahmat-Ku. Adalah kejadian itu suatu perkara yang diluluskan." (QS. Maryam: 21)

A. Siti Maryam Mengandung

Siti Maryam mengandung, makin lama makin besar kandungannya.

GemparIah penduduk kampung yang melihat seorang anak gadis telah hamil. Persangkaan mereka, tentulah Maryam telah berbuat serong dengan seorang laki-Iaki. Oleh karena itu bertubi-tubilah pertanyaan orang kepada Maryam dengan segala ejekan dan hinaan. Bahkan ada pula di antaranya yang berkata: "Hai Maryam, bukankah orang tuamu orang baik-baik, tetapi mengapa engkau sampai seperti itu?"

Pada waktu kelahiran Nabi Isa A.S. sudah dekat, Siti Maryam berhijrah ke daerah lain. la menjauh dari keluarga dan orang sekampung, karena tidak tahan mendengar ejekan-ejekan.

Dalam perjalanannya, ia berhenti di sebuah pohon tamar. Beliau duduk merasakan sakit, saat untuk melahirkan sudah terasa. Beliau berdoa kepada Allah supaya Allah mematikannya sebelum lahir anaknya itu, karena Maryam tidak kuat mendengar cad maki orang-orang terhadap dirinya.

Allah berfirman di dalam AI Qur'an surat Maryam ayat 22-26:

Artinya:

Maka hamillah Maryam, lalu ia berpindah ke tempat yang jauh dari keluarganya. (QS. Maryam: 22)

Artinya:
Maka bemaunglah ia di bawah pohon tamar, tengah sakit melahirkan anak, seraya berkata: "Aduh, hai nasibku, lebih baik aku mati sebelum ini, tentu aku dilupakan oleh manusia selupa-lupanya." (QS. Maryam: 23)

Artinya:
Maka Jibril pun menyerunya ketika itu, sedang Jibril berada di sebelah bawahnya: "Jangan engkau berduka cita. Sesungguhnya Tuhan engkautelah menjadikan seorang yang berpangkat tinggi (Isa A.S.) di bawah penjagaan engkau." (QS. Maryam: 24)

Artinya :
Goyangkanlah pohon tamar itu, niscaya gugur buahnya yang masak buat engkau makan. (QS. Maryam: 25)

Artinya:
Makanlah, minumlah dan senangkanlah hati engkau! Jika engkau lihat seorang manusia yang bertanyakan anak engkau, katakanlah:

"Sesungguhnya saya telah bernazar kepada Tuhan akan berpuasa, clan tiada berbicara dengan manusia pada hari ini." (QS. Maryam: 26)

B. Maryam Pulang Kampung Sambi! Membawa Anaknya

Setelah melahirkan, Maryam membawa bayinya ke kampung halamannya. Mereka berpendapat bahwa anak itu adalah anak hasil melacur. Mereka melontarkan kata-kata hina terhadap Maryam sambil bertanya: "Hai Maryam, engkau telah membawa bayi yang tak baik ke sini, sedangkan keluargamu adalah orang baik-baik. Betapa urusanmu yang seperti ini? Tunjukkanlah kepada kami siapakah yang sebenarnya bapa bayi itu?"

Maryam tidak menjawab, tetapi memberi isyarat kepada anak yang sedang dipangkunya itu. Berkata mereka: "Bagaimana kami akan berkata-kata dengan anak masih kedl ini?" Pada saat orang sedang berkerumun itulah, dengan kekuasaan Allah berkatalah bayi (Nabi Isa) yang berada di atas pangkuan Maryam.

Allah berfirman di dalam AI Qur'an surat Maryam ayat 27-34 yang artinya sebagai berikut.

27. Kemudian itu pergilah Maryam, mambawa anaknya kepada fami¬linya, lalu mereka berkata: "Hai Maryam, sesungguhnya kau telah membawa sesuatu yang mungkar."

28. "Hai saudaranya Harun, bukanlah bapa engkau adalah seorang yang jahat, dan bukan pula ibu engkau seorang perempuan pezina. Dan bagaimanakah engkau mendapat anak ini?"

29. Maka Maryam memberi isyarat kepada anaknya (Isa), lalu mereka berkata: "Betapakah kami akan berbicara dengan anak yang masih di dalam buaian?"

30. Berkata Isa: "Sesungguhnya aku ini seorang hamba Allah, diberikan-Nya kepadaku sebuah kitab (Injil) dan dijadikan-Nya aku seorang Nabi."

31. "Dijadikan-Nya aku seorang yang berguna kepada manusia di mana aku berada, diwasiatkan-Nya kepadaku mengerjakan shalat dan mengeluarkan zakat, selama aku hidup.

32. Dan aku berbakti kepada ibuku, dan tiadalah aku dijadikan-Nya seorang yang sombong dan pendurhaka.

33. Selamatlah diriku ketika dilahirkan, dan ketika aku mati, dan ketika aku dibangkitkan (dihidupkan) kembali."

34. Itulah Isa anak Maryam, ia berkata yang sebenarnya, yang mereka ragu-ragu tentang kebenarannya.

C. Mukjizat Nabi Isa A.S.

Setiap rasul telah dilebihkan oleh Allah dengan kelebihan. Mereka mendapat kurnia yang banyak dari Allah dengan bermacam cara. Demikian pula dengan Nabi Isa A.S. Beliau pun mempunyai mukjizat (kejadian yang luar biasa) yang terdapat dalam diri Nabi Isa A.S. dengan izin Allah sebagai bukti dari kerasulannya.

Di antara Mukjizat Nabi Isa adalah:

1. Dapat menjadikan burung dari tanah.
2. Dapat menyembuhkan orang buta dan penyakit kusta (lepra). Meng¬hidupkan orang mati dengan izin Allah.
3. Turunnya makanan dari langit dan sebagainya.

Allah berfirman di dalam AI Qur'an surat AI Maidah ayat 110-114 yang artinya sebagai berikut.

110. lngatlah ketika Allah berfirman: "Hai Isa anak Maryam, ingatlah nikmat yang Aku limpahkan atas engkau dan atas ibu engkau, yaitu ketika Aku menguatkan engkau, dengan ruh Suci Uibril}. Engkau bercakap-cakap dengan manusia, ketika engkau masih di atas ayunan (masih bayi) dan pada waktu dewasa. Dan ketika Aku mengajarkan kitab kepada engkau bersama ilmu pengetahuan, Taurat dan Injil dan ketika engkau buat bentuk burung dari tanah dengan izin-Ku, kemudian engkau hem bus padanya, maka menjadi burunglah ia dengan seizin-Ku juga, dan engkau sembuhkan orang yang buta dan orang kena penyakit supak, dengan izin-Ku juga; ketika engkau keluarkan orang mati dari dalam kuburnya serta hidup kembali dengan izin-Ku belaka. Ingatlah ketika Aku tahan anak-anak Israil yang akan membunuh engkau, yaitu ketika engkau memberikan keterangan kepada mereka, maka orang-orang kafir di antara mereka berkata: ''Tidaklah ini, melainkan sihir yang terang."

111. lngatlah ketika Aku wahyukan kepada Hawariyin (semua pengikut Nabi Isa A.S.) supaya mereka beriman kepada-Ku dan rasul-Ku, yakni Isa, mereka menjawab: "Kami beriman kepada keduanya itu, dan menjadi saksilah engkau bahwa kami orang yang telah mengikut."

112. lngatlah ketika pengikut-pengikut Isa itu berkata: "Ya Isa• anak Maryam, kuasakah Tuhan engkau me~urunkan makanan dari langit atas kami?" Nabi Isa menjawab dengan katanya: 'Takutlah kamu kepada Allah, jika sebenarnya kamu orang yang beriman."

113. Mereka itu berkata: "Kami menghendaki yang demikian, supaya dapat kami makan makanan itu, dan supaya tetap kepercayaan hati kami, mengetahui sebenarnya bahwa engkau membenarkan kami, sehingga kami adalah menjadi saksi atas yang demikian itu."

114. Berkata Isa anak Maryam: "Ya Allah, Tuhan kami, turunkanlah atas kami makanan dari'langit untuk jadi perayaan besar (Hari raya) bagi kami dan orang-orang yang terkemudian dari kami dan buat jadi bukti kekuasaan Engkau, beri rezekilah kami, sedang Engkau sebaik-baik yang memberi rezeki."

D. Nabi Isa Akan Dibunuh

Sahabat-sahabat Nabi Isa disebut kaum "Hawariyin," seperti sahabat-sahabat Nabi Muhammad disebut kaum Anshar dan Muhajirin. Oi antara sahabat Nabi Isa ada seorang yang murtad dan penghina, ia bernama "Yahuza" (Iskarit). Yahuza ini juga mempunyai pengikut, yang makin lama makin bertambah banyak. Oleh karena itu, pengikut Nabi Isa dinamai orang Nasara atau Nasrani.

Di dalam menyiarkan agama Allah, rasul selalu menemui manusia yang beriman kepada Allah, dan yang durhaka (kafir). Orang-orang kafir itu selalu memusuhi rasul-rasul-Nya. Musuh Nabi Isa telah ber¬musyawarah untuk menangkap Nabi Isa dan akan dibunuh (disalib). Sahabatnya yang murtad itulah yang menjadi penunjuk untuk menangkap Nabi Isa. (a merasa dapat menangkap nabi Isa, sebab dia adalah orang yang terdekat dengan Nabi Isa.

Dengan kekuasaan Allah Nabi Isa diangkat ke alam ghaib (Miraj).

Muka/wajah sahabatnya yang murtad itu terlihat orang nampak seperti Nabi Isa A.S. Orang munafik inilah sebenarnya yang tertangkap, bukan nabi Isa. Kekuasaan Allah telah mampu mengangkat Nabi Isa telah ke alam ghaib (Miraj). Oemikianlah kekuasaan Allah melebihi segala¬galanya, dan rencana manusia tidak semuanya berhasil, rencana Allah itulah yang sebagus-bagus rencana.

Allah berfirman dalam AI Qur'an surat An Nisa' ayat 157 yang artinya: "Ada pun orang-orang yang durhaka itu, tidaklah mereka membunuh dan menyalib Isa, hanya orang yang diserupakan Allah dengan Isa lah yang tersalib."

E. Persamaan Ajaran Nabi Isa tentang Tuhan dengan Ajaran Islam

Agama Islam menyuruh kepada pemeluknya untuk mempercayai bahwa Allah itu satu, Esa, tidak berserikat dengan lainnya dan tidak ada yang menyerupainya. Ajaran Islam itu sesuai dengan ajaran Nabi Isa, bahwa Nabi Isa sama-sama mentauhidkan Allah dan tak pernah ia mengatakan Tuhan itu berserikat. Orang-orang yang mengaku bernabi kepada Nabi Isa A.S. yang mempercayai bahwa Allah itu beranak, bukanlah ajaran Nabi Isa. Nabi Isa A.S. tidak pernah mengatakan dirinya dan ibunya sebagai Tuhan.

Artinya:
lngatlah ketika Allah berfirman: "Hai lsa anak Maryam, adakah engkau mengatakan kepada manusia seperti ini? Ambillah saya dan ibu saya menjadi Tuhan selain daripada Allah? Nabi lsa menjawab: "Maha Suci Engkau ya Allah, tiadalah sepatutnya bagi saya mengatakan barang yang bukan hak saya, jika sebenarnya saya mengatakan demikian, niscaya Engkau mengetahui, karena Engkau mengetahui apa-apa yang ada di dalam diri saya dan tidaklah saya mengetahui akan apa yang ada pada diri Engkau, sesungguhnya Engkau yang lebih mengetahui sesuatu yang tersembunyi." (QS. Al Maidah: 116)

Artinya:
Tiada saya katakan kepada mereka melainkan apa yang Engkau perintahkan kepada saya, yaitu supaya kamu menyembah Allah, Tuhan saya dan Tuhan kamu dan adalah saya menjadi saksi atas mereka selama saya hidup bersama mereka, maka manakala Engkau wafatkan saya, adalah Engkau menjaga mereka yang menjadi saksi atas setiap sesuatu. (QS. Al Maidah: 117)

F. Pengakuan Islam terhadap Nabi Isa A.S.

Artinya:
Maka sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan bahwa Tuhan itu ialah lsa anak Maryam, dan lsa berkata kepada orang¬orang IsraU: "Sembahlah Allah. ltulah Tuhanku dan Tuhanmu! lngatlah barangsiapa yang menyekutukan-Nya, maka Allah haramkan ia masuk surga dan tempatnya dalam neraka. Tidak ada penolong bagi orang zalim." (QS. Al Maidah: 72)

Artinya:
Maka sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan Tuhan itu Allah, lsa dan Maryam, sedang tiada tuhan selain Allah yang Maha Esa, mereka yang tak juga berhenti mengatakannya, maka mereka akan mendapat siksaan yang pedih. (QS. Al Maidah: 73)

Allah berfirman di dalam Al Qur'an surat Al Maidah ayat 75 yang artinya: "Isa itu adalah utusan Allah, sesungguhnya sudah terdahulu beberapa rasul sebelumnya, ibunya perempuan yang saleh, dan kedua-duanya adalah manusia juga yang memakan makanan (sebagaimana manusia). Lihatlah Kami bagaimana menerangkan kepada mereka beberapa ayat, kemudian bagaimana mereka mendustakannya."

G. Hikmah yang Terkandung dari Kisah Nabi Isa

1. Dengan kekuasaan Allah, Nabi lsa lahir tidak berbapa, tetapi karena roh suci yang ditiupkan malaikat Jibril ke dalam kandungan Maryam, sehingga lahirlah Nabi lsa.
2. Tuhan berkuasa berbuat segala sesuatu, Nabi Adam lahir tidak mempunyai ibu bapa, maka tentulah lebih mudah lagi kejadian Nabi Isa yang memakai perantaraan ibu saja. Kenapakah manusia banyak juga yang mengingkari kekuasaan Allah itu?
3. Ajaran Nabi Isa sarna dengan ajaran rasul-rasul Allah yang lalu, tentang ket-uhanan. Bahwa Allah itu esa, tunggal, satu dan tak ada berserikat bagi-Nya. Besarlah dosanya di sisi Allah jika ada orang yang mengatakan bahwa Allah itu beranak.
4. Nabi Isa tidak terbunuh dan tersalib, yang terbunuh dan tersalib adalah orang yang diserupakan Allah dengan Nabi lsa

Teka-teki Islam May 27, '07 3:52 PM

Teka-teki Islam
for everyone

Assalaamu'alaykum warahmatullaahi wabarakaatuh,

Berikut ini Rätsel Islam. Siapa bisa jawab, silakan...
Möge Allah dich dein Wissen auf seinem Weg nutzen lassen und es ständig vergrößern!
Semoga pengetahuannya semakin bertambah dan digunakan untuk berdakwah di jalan Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Wassalamu'alaykum,

Vita Sarasi


***

1. Wie heißt die Ziehmutter von Moses (a.s)?

(Siapa nama ibu asuh Nabi Musa as)
a. Asia
b. Ziphora
c. Jochebeth
d. Miriam

2. Wer war die erste Frau unsere Propheten Muhammad (s.a.s)?
(Siapa nama istri pertama dari Nabi Muhammad S.A.W)
a. Fatima ra
b. Zainab
c. Chadidscha
d. Ayscha

3. Wer wird ist Fürstin der Frauen im Paradies sein?
(Siapa pemimpin wanita di surga)
a. Zainab
b. Fatima ra
c. Umm Kulthum
d. Chadidscha

4. Wie heißt die erste Schahida (Märtyrerin) des Islam?
(Siapa nama wanita syahid pertama)
a. Sumeyya
b. Fatima
c. Hind
d. Zainab

5. Wer wurde als einziger Mensch in der Ka'aba geboren?
(Siapa yang satu-satunya dilahirkan di dalam Kabah)
a.Prophet Muhammad (s.a.s)
b. Fatima (ra.)
c. Abraham (a.s)
d. Ali (ra.)

6. Wer war der Vater von Prophet Isa (a.s) (Jesus)?
(Siapa ayah dari Nabi Isa a.s)
a.Ibrahim (a.s)
b.Adam (a.s)
c. er hatte keinen Vater (dia tidak memiliki ayah)
d. Josef

7. Was ist/sind die Usul-ud-din?
(Apakah itu Usul-ud-din)
a. die 5 Glaubensgrundlagen des Islam (5 rukun Islam)
b. die ersten Anhänger des Propheten (pengikut pertama Rasulullah)
c. die 1. Sure im Heiligen Qur'an (surat pertama dalam Al Qur'an)
d. ein anderer Name für den Engel Gabriel (nama lain Malaikat Jibril)

8. Wie wird das Opferfest im Arabischen genannt?
(Apakah namanya hari raya qurban dalam bahasa Arab)
a. Eid-ul-Fitr (Idul Fitri)
b. Taslim
c. Iqama
d. Eid-ul-Adha (Idul Adha)

9. Wer trat als erster Christ zum Islam über?
(Siapakah Kristiani pertama yang masuk Islam)
a. Waraka ibn Nauful
b. Salman Farsi
c. Abu Bakr
d. Amar ibn Yasir

10. Welche ist die "Telefonnummer" zu Gott?
(Yang mana "nomor telepon" ke Allah SWT)
a. 9-6-5-2-2-9
b. 1-3-5-7-9
c. 2-4-4-3-4
d. 2-4-6-8-10

11.Der Heilige Qur'an hat 114 Suren, welche ist die längste?
(Al Qur'an memiliki 114 Surat, mana yang terpanjang)
a. 1. Sure: Al-Hamd (Al Fatihah)
b. 2. Sure: Al-Baqarah
c. 3. Sure: Al-Imran
d. 36. Sure: Ja-Sin

12. Wie viele Propheten hat es insgesamt je gegeben?
(Kira-kira ada berapa jumlah nabi secara keseluruhan)
a. 5
b. 200
c. 124.000
d. 10.000

13. In welchem dieser Länder leben die meisten Muslime?
(Di negara mana terdapat muslim yang terbanyak)
a. Indonesien
b. Iran
c. Indien
d. Pakistan

14. Bei den fünf Pflichtgebeten werden in den ersten beiden Rak'as (Gebetsabschnitten) je zwei Suren gelesen. Die erste ist eine vorgeschriebene, die zweite kann man selber aussuchen.Welche ist Pflicht-Sure?
(Pada lima shalat wajib, pada dua rakaat yang pertama dibaca masing-masing 2 surat. Surat pertama sudah ditentukan, yang kedua dapat kita cari sendiri. Manakah surat yang wajib dibaca)
a. Al-Ichlas
b. Al-Falaq
c. Al-Hamd
d. Al-Kauther

15. Welcher Prophet erbaute mit seinem Sohn die Kaaba?
(Nabi siapa yang bersama anaknya membangun Ka'bah)
a. Jakub (as.) mit seinem Sohn Yusuf
b. Noah (Nuh)(as.) mit seinem Sohn
c. Ibrahim (Abraham) (as.) mit seinem Sohn Ismael
d. Muhammad (s.a.s.) mit seinem Sohn


Sumber : http://www.salam-kinder.de/

kunci jawaban:

1. Asyiah adalah ibu asuh dari Nabi Musa a.s. dan merupakan salah satu dari 4 wanita yang namanya disebut di Al Qur'an. Ziphora adalah istri Nabi Musa as., Jochebet adalah ibu Nabi Musa as, Miriam adalah saudara perempuan dari Nabi Musa as.
2. Khadijah ra. adalah istri pertama dari Nabi Muhammad Shalallaahu 'Alaihi wa Sallam
3. Fathimah ra. adalah pemimpin wanita di Surga
4. Sumaiyyah adalah muslimah pertama yang mati syahid. Hind, adalah istri Abu Suffyan, muslim pertama yang mati syahid.
5. Ali ra. adalah satu-satunya manusia yang lahir di Ka'bah
6. Salah satu keajaiban Nabi Isa as adalah dia tidak memiliki ayah
7. Usul-ud-din adalah 5 rukun Islam
8. Hari Raya Qurban dinamakan Idul Adha
9. Salman Farisi adalah kristiani yang pertama masuk Islam
10. Shalat wajib (subuh, dhuhur, ashar, magrib, isya) terdiri dari 2, 4, 4, 3, 4 rakaat
11. Surat terpanjang dalam Al Qur'an adalah Surat Al-Baqarah
12. Jumlah nabi secara keseluruhan adalah 124.000
13. Walaupun prosentase muslim di Indonesia hanya 88% (sekarang lebih kali ya), ada 185 juta muslimnya. Iran (99%, 63 juta), India (12%, 122 juta), Pakistan (99%, 138 juta)
14. Surat yang wajib dibaca dalam shalat adalah Surat Al Fatihah
15. Yang membangun Ka'bah adaah Nabi Ibrahim as. dan anaknya Nabi Ismail as.

Islam Menyelidiki Yesus

Ajaran Paulus Bertentangan Dengan
Perjanjian Lama dan Ajaran yesus


Ajaran Taurat/Musa
Alat kelamin pria harus disunat
Kejadian 17:9-10
Dosa orang tua tidak diwariskan kepada anak.
Yehezkiel 18:20




Ajaran Yesus
Yesus disunat pada umur seminggu
Lukas 2:21
Mengajarkan untuk memohon ampun dosa diri sendiri.
Matius 6
Yesus adalah Nabi dari Nazaret.
Matius 21:10-11
Yesus mengikut Taurat tidak berani menghapus satu titik pun.
Matius 21:10-11

Ajaran Paulus
Sama dengan taurat
Tidak perlu sunat secara fisik.
Roma 2:29 ;
Galatia 5:2
Yesus disalib karena dosa manusia lainnya (dosa-dosa kita)
Galatia 1:3-4
Yesus itu Tuhan.
Roma 10:9
Menganggap Taurat tidak benar
Galatia 2:21

Yang akan disorot disini adalah ajaran Paulus tentang :

1. sunat adalah sunat rohani bukan sunat fisik
2. Yesus disalib karena dosa-dosa orang lain.
3. Yesus adalah tuhan

Sunat

Agama dibawa para Nabi yang diutus Tuhan, dimana Tuhan telah menetapkan dalam agama itu mana-mana aturan untuk rohani seperti berdoa, berpuasa, beribadah dan mana-mana aturan untuk jasmani seperti babi haram untuk dimakan, anak laki-laki wajib sunat.

Format aturannya sudah ditetapkan pasti karena Tuhan tahu mana-mans yang baik untuk manusia.

Misal: Babi mengandung banyak penyakit sehingga dianjurkan untuk tidak dimakan. Musa dalam Imamat Perjanjian Lama dan Yesus dalam Injil Matius juga menegaskan bahwa babi itu haram. Klik disini mengenai penegasan Yesus bahwa Babi itu haram dimakan.

Demikian juga sunat,(maaf) pada alat kelamin pria yang tidak disunat cenderung kotoran akan mengumpul dan berbau busuk yang tidak baik bagi kesehatan. Menurut info bisa menyebabkan penyakit bagi (maaf sekali lagi) bagian dalam alat kelamin wanita melalui kontak saat hubungan suami istri.

Musa sunat, Yesus pun sunat. Lalu kenapa Paulus sampai memplesetkan bahwa Sunat yang dimaksud adalah Sunat Rohani? Jawaban sekalian ada dibawah.

Penebusan Dosa

Sudah jelas bahwa dosa ditanggung masing-masing orang, Sifat Tuhan adalah maha adil.

Tidak mungkin Tuhan mengorbankan Yesus untuk disalib demi dosa orang lain, karena berarti ini tidak adil, jika tidak adil bukanlah sifat Tuhan.

Orang yang berdosa yang harus mati, Anak tidak mewarisi kesalahan (dosa) ayahnya, ayah tidak bertanggung jawab atas kesalahan (dosa) anaknya (Yehezkiel 18:20).

Yesus Bukan Tuhan

Ajaran Paulus bahwa Yesus itu Tuhan secara logika dibantah dari Ayat Injil. Untuk lebih jelas klik disini "Tidak ada unsur Tuhan pada diri Yesus"

Kesimpulan

Dari tiga ajaran diatas Paulus mengajarkan sesuatu yang berbeda. Jadi ajaran Paulus adalah sesat.

+++

Kenapa anda mengikut dan percaya ajaran Paulus padahal Paulus yang mengaku telah bertobat itu

1. Ajarannya bertentangan dengan Perjanjian lama dan Injil.
2. Seumur hidup tidak pernah melihat wajah Yesus.
3. Bukan anggota murid 12 maupun murid 70.
4. Hanya mengaku melihat cahaya yang seolah-olah cahaya itu Yesus (KPR 22:4-11).
5. Pada akhirnya berselisih (ditolak) dengan Murid-murid pilihan Yesus : Petrus dan Barnabas (Galatia 2 dan KPR 15) dan orang kristen di Asia Kecil (II Timotius 1:15).
6. Mengakui bahwa ajaran dirinya (Paulus) sendiri penuh dusta yang penting yesus populer sebagai Tuhan.

"Tapi jika kemulian Allah semakin berlimpah oleh dustaku, mengapa aku diadili sebagai orang berdosa ? (Roma 3:7)

Apa yang aku katakan, adalah aku berkata bukan sebagai orang yang berkata menuurt firman, melainkan sebagai ORANG BODOH yang berkeyakinan, bahwa ia boleh bermegah sedikit. (II Korintus 11:17).

Ya ajarannya tentang sunat adalah dusta karena itu ajarannya diterima secara hangat (berlimpah) oleh orang-orang Yunani dan Roma yang tidak suka sunat!

Untunglah dia ditolak oleh Orang wilayah sebelah Timur (mungkin Kristen Konstantinopel, dugaan dari dua nama orang Figelus dan Hermogenes. Saya menduga dua orang ini adalah Rasul atau pengikut Yesus / Murid Yesus) karena tahu ajaran Paulus bertentangan dengan Taurat dan ajaran Murid Yesus.

orang-orang di daerah Asia Kecil termasuk Figelus dan Hermogenes menolak Paulus (II-Timotius 1:15)

Lalu cahaya atau sinar apakah yang diaku-aku Paulus sebagai Yesus yang dilihat Paulus?

Paulus mengaku-ngaku ketemu Yesus yang berbentuk cahaya bersinar dari langit (KPR 22:4-11)

Menurut Saya itu adalah tipuan bukan Yesus.

Dalam surat paulus sendiri kepada jemaat Korintus ia mensiratkan suatu hal yang patut direnungkan:

hal itu tak usah mengherankan sebab Iblis pun bisa menyamar sebagai Malaikat Terang (II Korintus 11:14).

Peringatan Yesus

Yesus jauh-jauh hari telah mengingatkan akan datangnya Paulus ini yang ajarannya menyesatkan bertentangan dengan ajaran Yesus dan Taurat/PL.

Waspadalah supaya jangan ada orang menyesatkan kamu sebab banyak orang akan datang memakai namaku da seraya berkata "akulah mesiah dan mereka menyesatkan banyak orang (matius 24:4).

Ya Paulus telah mengaku-ngaku melihat yesus! ternyata ia hanya berdusta! Paulus menyesatkan!

Siapa Sebenarnya Paulus?

Ada sebuah analisa sangat menarik ttg paulus ini dari seorang pengarang buku yang say lupa judulnya (saya belum sejago dia segi analisisnya)

Paulus diibaratkan adalah virus komputer tojan , Paulus setelah tidak berhasil merusak dari luar dengan cara kekerasan dengan cara memenjarakan para pengikut Yesus maka dia merusak dari dalam.

Paulus adalah utusan Imam Yahudi Saduki / Farisi - yang anti yesus - yang di program untuk mengacau balaukan ajaran Yesus dari dalam dengan membuat ajaran-ajaran palsu yang bertentangan dengan para murid dan juga Taurat

Paulus mengaku melihat cahaya (dari yesus) kemudian menjadi pembela ajaran yeusus namun ternyata akhirnya kesesatan Paulus ketahuan sehingga semua Murid Yesus menolaknya.

Mengenai sebutan/Gelar kepada para nabi

“Mengenai sebutan/Gelar kepada para nabi”

Kepada nabi Adam : La Illaha Illala - Adam Safiyulloh = yang
disucikan.

Kepada nabi Nuh : La Illaha Illala - Nuh Najiyulloh = yang
diselamatkan.

Kepada nabi Ibrahim : La Illaha Illala - Ibrahim Kolilulloh = yang
dikasihi.

Kepada nabi Musa : La Illaha Illala - Musa Kalimulloh = yang
difirmankan.

Kepada nabi Daud : La Illaha Illala - Daud Kalifatulloh = yang
berpasukan.

Kepada nabi Muhammad: La Illaha Illala - Muhammad Rasululloh= yang
diutus (Utusan Allah).

Jadi hanya Nabi Isalah sumber keselamatan sesuai gelarNya yaitu AS =
Alaihi Salam. Yang artinya Keselamatan dari Allah. Sesungguhnya Nabi
Isa adalah jalan yang lurus.

Kepada nabi Isa : La Illaha Illala - Isa Rohulloh wa Kalimatuhu =
yang Roh Allah dan Kalimat Allah.

Perhatikan perbedaan besar syahadat kepada Nabi Isa dengan syahadat
kepada nabi-nabi yang lain. Syahadat kepada nabi-nabi yang lain,
jelas sekali menunjukkan mereka itu adalah manusia biasa. Tetapi
syahadat kepada Nabi Isa sangat jelas Nabi Isa itu adalah Roh Allah
dan Kalimat Allah = Rohulloh wa Kalimatulloh. Sesuai dengan Q.S. An-
Nissa (4):171. Disini menyatakan Isa-Almasih bukanlah orang biasa
seperti nabi-nabi yang lain. Nabi Isa adalah Roh Allah dan
Kalimat/Firman Allah.

Perhatikan juga pada nama gelar nabi-nabi. Semua nabi dari Nabi Adam
sampai kepada Nabi sebelum Nabi Isa, mereka bergelar RA = Rodiyauloh
Anhu yang artinya ‘Semoga Allah rela/berkenan kepadanya’ dan untuk
Nabi Muhammad gelarnya adalah SAW = Sollaulohu Alaihi Wassalam yang
artinya ‘Semoga Allah mengruniakan keselamatan kepadanya’.

Perhatikan gelar kepada Nabi Isa, lain dari pada yang lain yaitu AS
=Alaihi Salam yang artinya ‘Keselamatan dari Ilahi / dari Allah’.
Dengan kata lain Nabi Isa adalah ‘SUMBER KESELAMATAN’. Si pemberi
keselamatan atau si Juru Syafaat. Perlu diperhatikan tidak ada satu
nabi termasuk Nabi Muhammad SAW, yang dapat menjamin memberikan
keselamatan kepada manusia.

Hanya Nabi Isa yang dapat memberikan keselamatan kepada manusia. Al-
Quran Q.S. Al-Maaidah (5):92 “Sesungguhnya kewajiban Rasul Kami,
hanyalah menyampikan (amanat Allah) dengan terang”. Hadits Shahih
Bukhari no.162 “Sesungguhnya aku tidak kuasa apa-apa untuk membelamu
di hadapan Allah kelak, selain hubungan keluarga yang hanya dapat
kupenuhi sebaik-baiknya didunia ini saja.” no.164 “Aku tidak kuasa
apa-apa untuk mebelamu sekalian di hadapan Allah kelak. Karena itu,
kecuali sedikit harta yang kumiliki mintalah kepadaku jika kamu
membutuhkan.”

QS. Ali Imran (3):45 “Al-Masih Isa putera Maryam, seorang terkemuka
didunia dan diakhirat”. Ayat ini menyatakan tidak ada lagi yang
lebih tinggi derajatnya didunia dan diakhirat selain Isa Al-Masih
putera Maryam. Bayangkan bukan hanya didunia tapi sampai
diakhiratpun Dialah yang tertinggi. Yang tertinggi di akhirat adalah
Allah!

Sebagai seorang islam, adalah murtad apabila tidak percaya AL Quran.

Sabtu, 27 Maret 2010

Paus Minta Maaf Soal Skandal Seks Pastur Katolik Irlandia

Paus merasa malu dan menyesali pencabulan anak-anak oleh pastur dalam beberapa dekade ini

Paus Benediktus XVI akhirnya meminta maaf kepada para korban pencabulan anak-anak oleh para pastur Katolik Irlandia. Sebelumnya telah diberitakan, Vatikan akan secara resmi menyiarkan sebuah surat dari Paus Benediktus XVI atas kasus pelecehan seksual anak oleh beberapa pastor.

Surat pastoral tersebut adalah statemen publik pertama oleh Vatikan atas pelecehan seksual anak-anak selama beberapa dekade terakhir.

Dalam sepucuk surat kepasturan kepada umat Katolik Irlandia, dia mengakui pengkhianatan di Gereja yang dialami oleh para korban dan keluarga mereka.

Paus mengatakan, memang ada “kesalahan berat” di kalangan uskup dalam menanggapi tuduhan pedofilia.

Surat kepasturan ini merupakan pernyataan pertama semacam ini yang dikeluarkan oleh Vatikan mengenai pencabulan seksual terhadap anak-anak.

Permintaan maaf ini menyusul pembongkaran pedofilia di tubuh geraja Katolik Irlandia yang sangat mengguncang lembaga itu.

Berbagai skandal yang melibatkan para pastur Katolik juga terjadi di negara-negara lain, termasuk di negeri asal Paus sendiri, Jerman.

Dalam kalimat yang ditujukan langsung kepada para korban pencabulan, Paus menulis, “Kalian sangat menderita dan saya sungguh menyesalkannya.”

Ia menambahkan, “Kepercayaan kalian dikhianati dan kehormatan kalian dilanggar… Secara terbuka saya menyatakan malu dan penyesalan yang kita rasakan bersama.”

Dikatakannya, mereka yang bersalah harus “bertanggung jawab di depan Tuhan dan diadili sebagaimana mestinya atas dosa dan tindak pidana yang mereka lakukan”.

Namun demikian, pernyataan Paus itu tidak memenuhi tuntutan para korban agar ada pengakuan bahwa pencabulan ditutup-tutupi secara sistematis.

Pemimpin kelompok korban Irlandia mengatakan dia kecewa karena surat Paus itu tidak mengakui tanggung jawab Vatikan dalam krisis ini.

“Kami merasa surat itu tidak menyinggung keprihatinan para korban,” kata Naeve Lewis, direktur eksekutif One in Four kepada kantor berita Reuters.

Kunjungan Vatikan

Paus juga mengecam prosedur yang tidak memadai dalam menentukan calon pastur dan “informasi kemanusiaan, moral, kecendekiaan serta spiritual yang tak memadai di berbagai sekolah dan pusat latihan kepasturan” sebagai faktor-faktor yang menyebabkan krisis.
Kur anak-anak dalam acara keagamaan

Ia mengatakan, “Tindakan cepat diperlukan untuk mengatasi faktor-faktor itu, yang menimbulkan akibat buruk bagi kehidupan para korban dan keluarga mereka.”

Meskipun Paus mengatakan para pejabat Vatikan akan mengunjungi Irlandia untuk memeriksa sebagian diosis, dia tidak meminta perubahan struktur geraja di Irlandia.

Dia juga tidak meminta pengunduran diri seorang uskup pun, meskipun beberapa orang sudah meninggalkan jabatan mereka secara suka rela.

Dalam beberapa tahun terakhir, skandal pedofil terus mengguncang pihak gereja Katolik. Skandal-skandal yang melibatkan sejumlah pastor Katolik lainnya dilaporkan juga terjadi di Jerman, Belanda, Austria dan Swiss. Jurnalis BBC di Roma, David Willey mengatakan bahwa impikasinya, dianggap oleh Paus bakal membutuhkan aplikasi yang lebih luas ketimbang Irlandia saja. [bbc/hidayatullah]