Bidadari adalah hamba Allah SWT yang khusus disediakan untuk orang-orang beriman sebagai balasan atas ketaatannya kepada Allah SWT selama hidup di dunia. Kedudukannya sama dengan suami/isteri yang bersangkutan? Jika yang dimaksud dengan “kedudukannya sebagai isteri/suami orang tersebut” dalam arti fungsinya, bisa ya, bisa tidak, tergantung keinginan hamba yang bersangkutan.
Bahkan di akhirat kelak, satu keluarga yang terdiri dari anak, isteri, cucu, cicit dan kerabat lainnya, akan dikumpulkan oleh Allah SWT dalam satu surga, asalkan mereka semua adalah orang-orang shaleh/bertakwa, itu pun tentunya jika yang bersangkutan mau. Sebagaimana firmannya dalam surat ath-Thuur ayat 21: “Dan orang-oranng yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami pertemukan anak cucu mereka dengan mereka dan Kami tiada mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka. Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya.”
Ummu Salamah pernah bertanya kepada Rasulullah SAW, "Wahai Rasulullah, manakah yang lebih utama, wanita dunia ataukah bidadari yang bermata jeli?" Beliau SAW menjawab, "Wanita-wanita dunia lebih utama daripada bidadari-bidadari yang bermata jeli, seperti kelebihan yang tampak daripada apa yang tidak tampak. " Saya kembali bertanya, "Karena apa wanita dunia lebih utama daripada mereka?” Beliau menjawab, " Karena shalat mereka, puasa dan ibadah mereka kepada Allah. Allah meletakkan cahaya di wajah mereka, tubuh mereka adalah kain sutra, kulitnya putih bersih, pakaiannya berwarna hijau, perhiasaannya kekuning-kuningan, sanggulnya mutiara dan sisirnya terbuat dari emas. Mereka berkata, 'Kami hidup abadi dan tidak mati, kami lemah lembut dan tidak jahat sama sekali, kami selalu mendampingi dan tidak beranjak sama sekali, kami ridha dan tidak pernah bersungut-sungut sama sekali. Berbahagialah orang yang memiliki kami dan kami memilikinya. "
Saya kembali bertanya, " Wahai Rasulullah, salah seorang wanita di antara kami pernah nikah dengan dua, tiga atau empat laki-laki lalu dia meninggal dunia. Dia masuk surga dan mereka pun masuk surga pula. Siapakah di antara laki-laki itu yang akan menjadi suaminya di surga? Beliau pun menjawab, "Wahai Ummu Salamah, wanita itu disuruh memilih, lalu dia pun memilih siapa di antara mereka yang akhlaknya paling bagus, lalu ia berkata, 'Wahai Rabbku sesungguhnya lelaki inilah yang paling baik akhlaknya tatkal hidup bersamaku di dunia. Maka nikahkanlah aku dengannya.' Wahai Ummu Salamah, akhlak yang baik itu akan pergi membawa dua kebaikan, dunia dan akhirat.” (HR. Thabrani).
Sekilas tentang bidadari di surga. Bidadari adalah makhluk Allah penghuni surga berakhlak mulia, putih bersih, cantik, masih dipingit di dalam rumah (QS. Ar-Rahman: 70-72), dan diciptakan Allah secara langsung, berwujud gadis perawan, penuh cinta, lagi sebaya usianya (QS. Al-Waqiah: 35-37), tidak meliarkan pandangannya, matanya jelita, seakan-akan mereka adalah telur yang tersimpan dengan baik (Ash Shaffat: 48-49). Bahkan diriwayatkan dalam hadis, seandainya seorang bidadari surga menampakkan wajahnya ke bumi niscaya akan menerangi langit dan bumi dan sesungguhnya tutup kepalanya lebih baik dari dunia dan seisinya. Permata tingkatan terendah yang dikenakan kemilau sinarnya dapat menerangi antara timur dan barat.
Dari Anas bin Malik ra. Nabi Shallallahu Alaihi wa sallam bersabda, “Semalam atau sore di jalan Allah, lebih baik dari dunia dan seisinya. Maka busur panah salah seorang kamu dari surga atau cambuknya lebih baik dari dunia dan seisinya, jikalau perempuan penghuni surga menengok ke bumi maka akan menyinari diantara keduanya dan cahayanya berbau wangi, dan sungguh kerudung di kepalanya lebih baik daripada dunia dan seisinya.” (HR. Muttafaq Alaih, redaksi hadisnya dari Bukhari no. 2796, dan Muslim no.1880) Wallahu a’lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar