1. MENYEMBAH MANUSIA YESUS SEBAGAI TUHAN DI ANTARA 3 OKNUM TUHAN MEREKA (TRINITAS)
Yesus bukanlah Tuhan dengan bukti sebagai berikut:[/b]
Yesus Dilahirkan Maryam
Jika Nabi Adam dan Hawa yang manusia saja tidak perlu dilahirkan dari wanita, lha kok Yesus yang dianggap sebagai Tuhan oleh orang Kristen lahir dari wanita?
“Tentang Anak-Nya, yang menurut daging diperanakkan dari keturunan Daud” (Roma 1:3)
“Yakub memperanakan Yusuf suami Maria, yang melahirkan Yesus yang disebut Kristus” (Matius 1:16)
“Ketika mereka di situ tibalah waktunya bagi Maria untuk bersalin” (Lukas 2:6)
Kasihan sekali nenek moyang Yesus, yaitu Nabi Daud, karena “Tuhan” Yesus lahir belakangan, Daud tak bisa menyembah Yesus. Benar2 tidak masuk di akal.
Menurut konsep yang benar, Tuhan itu adalah pencipta segalanya, bagaimana Yesus menciptakan Daud, Maryam, dll, jika Yesus sendiri adalah keturunan dari orang2 tsb?
Islam mengajarkan Tuhan itu tidak beranak dan diperanakan:
“Dia tidak beranak dan tidak diperanakan” (Al Ikhlas 112:3)
Yesus Menyusu Susu Ibunya
“Ketika Yesus masih berbicara, berserulah seorang perempuan dari antara orang banyak dan berkata kepada-Nya: “Berbahagialah ibu yang telah mengandung Engkau dan SUSU yang telah MENYUSUI Engkau” (Lukas 11:27)
Sesungguhnya Allah telah memberikan mukjizat pada beberapa Nabi, seperti Ibrahim yang tak mempan dibakar, Musa yang bisa membelah lautan Merah, demikian pula Yesus yang bisa berbicara ketika lahir atas izin Allah. Tapi mereka semua adalah manusia biasa. Masak Tuhan menyusu air susu ibu, yang bener saja! Nabi Adam dan Hawa yang manusia saja tidak menyusu.
“Tuhan Yesus Disunat (Pria)”
“Dan ketika genap delapan hari dan Ia harus disunatkan, Ia diberi nama Yesus, yaitu nama yang disebut oleh Malaikat sebelum Ia dikandung ibu-Nya” (Lukas 2:21)
Bayangkan, masak Tuhan seperti manusia! Disunat dan dikandung ibu-Nya.
Tuhan apa itu?
“Tuhan” Yesus Ditampar dan Diludahi Manusia
“Lalu Pilatus mengambil Yesus dan menyuruh orang menyesah Dia. Prajurit-prajurit menganyam sebuah mahkota duri dan menaruhnya di atas kepala-Nya. Mereka memakaikan Dia jubah ungu, dan sambil maju ke depan mereka berkata: “Salam, hai raja orang Yahudi!” Lalu mereka menampar muka-Nya” (Yohanes 19: 1-3)
“Mereka memukul kepala-Nya dengan buluh, dan meludahi-Nya dan berlutut menyembahNya. Sesudah mengolok-olokan Dia mereka menanggalkan jubah ungu itu dari pada-Nya dan mengenakan pakaian-Nya kepada-Nya” (Markus 15:
19-20a)
Coba renungkanlah, adakah Tuhan selemah itu. Bisa dihina, ditampar, dan diludahi oleh manusia? Jika Yesus itu adalah Tuhan dan dia selemah itu, niscaya milyaran manusia bisa mengeroyok Yesus jika dia berani memasukkan mereka ke neraka. Tidak benar.
Bukan cuma Yesus yang digambarkan lemah, tapi juga Allah:
“Lalu tinggallah Yakub seorang diri. Dan seorang laki-laki BERGULAT dengan dia SAMPAI FAJAR MENYINGSING. KETIKA ORANG ITU MELIHAT, BAHWA IA TIDAK DAPAT MENGALAHKANNYA, ia memukul sendi pangkal paha Yakub, sehingga sendi pangkal paha itu terpelecok, ketika ia bergulat dengan orang itu. Lalu kata orang itu: “Biarkanlah aku pergi, karena fajar telah menyingsing.” Sahut Yakub: “Aku tidak akan membiarkan engkau pergi, jika engkau tidak memberkati aku.” Bertanyalah orang itu kepadanya: “Siapakah namamu?”
Sahutnya: “Yakub.” Lalu kata orang itu: “Namamu tidak akan disebutkan lagi
Yakub, tetapi Israel, sebab ENGKAU TELAH BERGUMUL MELAWAN ALLAH DAN MANUSIA, DAN ENGKAU MENANG.” (Kejadian (Pergumulan Yakub dengan Allah 32:24-30))
Hal ini berbeda dengan Islam yang mengakui kekuasaan Tuhan:
“...Jika Tuhan menghendaki, Dia bisa memusnahkan kamu semua dan menggantimu dengan makhluk yang baru. Demikian itu tidak sukar bagi Allah.” (Ibrahim:19-20)
“...Allah Maha Kuasa di atas segalanya” (Al Baqarah 106).
Pengakuan Yesus bahwa Dia Bukan Tuhan
“Yesus mendekati mereka dan berkata, “KepadaKu telah Diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi” (Matius 28:18)
Jika Yesus cuma diberikan kuasa, tentulah ada yang lebih Maha Kuasa yang MEMBERIKAN KUASA tsb kepada Yesus. Dan itu tidak lain Allah SWT.
“Aku TIDAK DAPAT BERBUAT APA2 dari diriKu sendiri; Aku menghakimi sesuai dengan apa yang Aku dengar...” (Yohannes 5:30)
“... Aku mengusir setan dengan kuasa Allah...” (Lukas 11:20) “... Lalu Yesus menengadah ke atas (ke arah sorga) dan berkata, “Bapa, Aku mengucapkan syukur kepada-Mu, karena Engkau telah mendengarkan Aku. Aku tahu bahwa Engkau selalu MENDENGARKAN AKU, tetapi oleh orang banyak yang berdiri di sini mengelilingi Aku, Aku mengatakannya (dengan keras), supaya mereka percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku...” (Yohannes 11:41-43)
Yesus itu menurut Islam adalah manusia yang diutus Allah sebagai Nabi seperti Nabi Muhammad, inilah penjelasan Al Qur’an yang mengkoreksi penyimpangan yang ada di Alkitab:
“Ingatlah ketika Allah berfirman: Ya Isa anak Maryam, adakah engkau katakana kepada manusia: Ambillah aku dan ibuku menjadi Tuhan, selain daripada Allah?
Isa menjawab, “Maha Suci Engkau ya Allah. Tak pantas bagiku mengatakan sesuatu yang bukan hakku. Jika kukatakan demikian, tentu Engkau mengetahuinya. Engkau mengetahui apa2 yang dalam diriku dan aku tiada mengetahui apa yang ada pada diri (zat) Engkau. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui segala yang ghaib. Tiadalah kukatakan kepada mereka, melainkan apa2 yang telah Engkau perintahkan kepadaku, yaitu: Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu, dan aku menjadi saksi atas mereka, selama aku hidup bersama mereka Tatkala engkau mewafatkanku. Engkaulah pengawas mereka. Engkau menjadi saksi atas tiap-tiap sesuatu.” (Al Maidah:116-117)
Alkitab sebenarnya dan Al Qur’an menyatakan Tuhan itu satu:
“Engkau diberi melihatnya untuk mengetahui, bahwa TUHANLAH ALLAH, TIDAK ADA yang lain KECUALI DIA” (Ulangan 4:35)
“Katakanlah: Tuhan itu satu!” (Al Ikhlas 112:1)
Yesus Tidak Tahu Tentang Hari Kemudian
“Tetapi tentang hari atau saat itu tidak seorangpun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan ANAKPUN TIDAK, hanya Bapa saja” (Markus 13:32)
Tuhan Tidak Mengenal Musim Buah
“Dan dari jauh ia melihat pohon ara yang sudah berdaun. Ia mendekatinya untuk melihat kalau-kalau ia mendapat apa-apa dari pohon itu. Tetapi waktu ia tiba di situ, Ia tidak mendapat apa-apa selain daun-daun saja, sebab MEMANG BUKAN MUSIM BUAH ARA” (Markus 11:13)
Jadi jika Tuhan menurut pandangan Islam itu Maha Tahu, bahkan tak ada sehelai daunpun yang gugur tanpa Dia mengetahuinya, maka Alkitab menceritakan bagaimana “Tuhan” Yesus tidak tahu kalau saat itu bukan musim buah Ara. Padahal jangankan Tuhan, manusia seperti Petanipun tahu kalau sedang tidak musim buah Ara, maka tidak akan didapati buahnya. Tapi sayangnya “Tuhan” Yesus yang seharusnya Maha Tahu, TIDAK MENGETAHUI hal ini, dan terus berjalan mendekati pohon Ara tsb.
Dari ayat di atas jelas Yesus bukan Tuhan, karena dia tidak Maha Mengetahui. Tuhan di dalam Islam adalah Maha Kuasa dan Maha Mengetahui. Coba lihat bagaimana Al Qur’an menggambarkan kebesaran Tuhan. Sesungguhnya mustahil jika Tuhan itu ilmunya kalah daripada para petani yang tidak lebih dari makhluk ciptaannya:
“... Yang mengetahui segala yang tersembunyi dan yang nyata, dan Dia Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui.” (6 Al An’aam:73) “Di sisi Allah segala anak kunci yang ghaib. Tiadalah yang mengetahuinya, kecuali Dia sendiri. Dia mengetahui apa2 yang ada di daratan dan di lautan. Tiadalah gugur sehelai daun pun, melainkan Dia mengetahuinya. Dan tiada sebuah biji dalam gelap gulita perut bumi dan tiada pula benda yang basah dan yang kering, melainkan semuanya itu dalam Kitab yang terang.” (Al An’aam 6:59).
Anak Allah Selain Yesus:
“anak Enos, anak Set, anak Adam, anak Allah” (Lukas 3:38)
Melkisedek tidak berbapa beribu, dan sama dgn Yesus (Ibrani 7:3)
Baca juga Kejadian 6:2-4, Mazmur 2:7, Roma 8:14. Pada Injil Yohannes 5:19-47 (Kesaksian Yesus Tentang diri-Nya) dan juga Ibrani, begitu banyak pertentangan tentang konsep Trinitas ini.
2. PENEBUSAN DOSA MANUSIA DENGAN PENYALIBAN YESUS
Dalam ajaran Kristen yang diajarkan oleh Paulus, seluruh manusia berdosa karena nenek moyang mereka, Adam dan Hawa, memakan buah terlarang. Hal ini bukan saja bertentangan dengan Al Qur’an, tapi juga bertentangan dengan ajaran Alkitab itu sendiri:
“Orang yang berbuat dosa, itu yang harus mati. Anak tidak akan turut menanggung kesalahan ayahnya dan ayah tidak akan turut menanggung kesalahan anaknya. Orang benar akan menerima berkat kebenarannya, dan kefasikan orang fasik akan tertanggung atasnya” (Yehezkiel 18:20)
Hal ini dibenarkan oleh Al Qur’an:
“Orang yang berdosa, tiada memikul dosa orang lain. Dan tiadalah untuk manusia, melainkan apa-apa yang dia usahakan” (An Najm 53:38-39)
Jadi tak mungkin Tuhan bersikap tidak adil, misalnya si Fulan membunuh seseorang, kemudian anak serta cucunya dan seluruh keturunannya yang belum lahir ketika pembunuhan terjadi ikut mewarisi dosanya, dan harus ikut dibunuh.
Jadi konsep bahwa Yesus turun ke dunia untuk menebus dosa seluruh manusia hanya karena nenek moyang mereka, Adam dan Hawa, makan buah terlarang itu jelas bertentangan dengan akal dan nilai2 keadilan. Lagi pula haruskah dosa warisan tsb ditebus dengan dosa yang lebih besar, yaitu menyalib Yesus? Kemudian jika Penyaliban itu dianggap keharusan untuk menebus dosa manusia, kenapa Yudas Iskariot di Alkitab (Markus 14:10;Matius 26:14;Lukas 22:3) disebut sebagai pengkhianat? Bukankah dia telah membantu terjadinya penyaliban tsb?
Jika Yesus memang bersedia disalib, kenapa dia menyebut Yudas pengkhianat, dan kenapa dia memanggil-manggil Tuhan:
“Dan pada jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring: “Eloi, Eloi, lama sabakhtani?”, yang berarti: Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?” (Markus 15:34).
Lagipula jika jiwa Yesus itu benar2 Tuhan, tentulah jiwanya sanggup menahan itu. Bukankah banyak orang2 seperti suku Indian yang dapat menahan siksa dan diam saja ketika disiksa?
Sesungguhnya Tuhan itu Maha Pengampun, dia mengampuni hambanya yang bertobat:
“Kemudian Adam memperoleh beberapa kalimat dari Tuhannya (ia minta ampun), lalu Allah menerima taubatnya, sesungguhnya Dia Penerima taubat lagi Penyayang.” (Al Baqarah 2:37)
“Tetapi jikalau orang fasik bertobat dari segala dosa yang dilakukannya dan berpegang pada segala ketetapan-Ku serta melakukan keadilan dan kebenaran, ia pasti hidup, ia tidak akan mati” (Yehezkiel 18:21)
3. PERTENTANGAN AYAT ALKITAB (Tanda Pemalsuan)
Pada 2 Samuel 24:13 disebut 7 tahun kelaparan, sementara di 1 Tawarikh 21:11-12 cuma 3 tahun.
So Gad came to David, and said unto him, Thus saith the LORD, Choose thee Either three years’ famine; or three months to be destroyed before thy foes, while that the sword of thine enemies overtaketh thee; or else three Days the sword of the LORD, even the pestilence, in the land, and the angel of the LORD destroying throughout all the coasts of Israel. Now therefore advise thyself what word I shall bring again to him that sent me. (2 Chronicles 21:11-12)
So Gad came to David, and told him, and said unto him, Shall seven years of famine come unto thee in thy land? or wilt thou flee three months before thine enemies, while they pursue thee? or that there be three days’ pestilence in thy land? now advise, and see what answer I shall return to him that sent me. (2 Samuel 24:13)
Pada versi Inggris, King James Version of the Bible dari www.bible.com, pertentangan ini masih ada, tapi pada Alkitab terbitan Lembaga Alkitab Indonesia, tahun 1999, ternyata pertentangan ini “dikoreksi” sehingga masa kelaparan jadi 3 tahun saja. Benar2 aneh? Setelah ribuan tahun salah, di Indonesia kesalahan itu akhirnya “direvisi.” Jangan2 yang benar malah 7 tahun, he he he...:)
Cerdik juga ahli Alkitab Indonesia ini dalam merubah2 ayat Alkitab mereka, sehingga “terlihat” benar!
“Kemudian datanglah Gad kepada Daud, lalu berkatalah ia kepadanya:
“Beginilah firman TUHAN: Haruslah engkau memilih: TIGA TAHUN kelaparan atau tiga bulan lamanya melarikan diri dari hadapan lawanmu, sedang pedang musuhmu menyusul engkau, atau tiga hari pedang TUHAN, yakni penyakit sampar, ada di negeri ini dan malaikat TUHAN mendatangkan kemusnahan di Seluruh daerah orang Israel. Maka sekarang, timbanglah jawab apa yang harus kusampaikan kepada Yang mengutus aku” (1 Tawarikh 21:11-12)
“Kemudian datanglah Gad kepada Daud, memberitahukan kepadanya dengan berkata kepadanya: “Akan datangkah menimpa engkau tiga tahun kelaparan di negerimu? Atau maukah engkau melarikan diri tiga bulan lamanya dari hadapan lawanmu, pedang mereka itu mengejar engkau? Atau, akan adakah 3 hari penyakit sampar di negerimu? Maka sekarang, pikirkanlah dan timbanglah, jawab apa yang harus kusampaikan kepada Yang mengutus aku” (2 Samuel 24:13)
Pada 2 Tawarikh 36:9, Yoyakhin jadi raja pada umur 8 tahun, sementara pada 2 Raja-raja 24:8 berumur 18 tahun.
Jehoiachin was EIGHTEEN years old when he began to reign, and he reigned in Jerusalem three months. And his mother’s name was Nehushta, the daughter of Elnathan of Jerusalem. (2 Kings 24:8)
Jehoiachin was EIGHT years old when he began to reign, and he reigned three months and ten days in Jerusalem: and he did that which was evil in the sight of the LORD. (2 Chronicles 36:9)
Pada versi Inggris, King James Version of the Bible dari www.bible.com, pertentangan ini masih ada, tapi pada Alkitab terbitan Lembaga Alkitab Indonesia, tahun 1999, ternyata pertentangan ini “dikoreksi” sehingga umur Yoyakhin jadi 18 tahun. Benar2 aneh? Setelah ribuan tahun salah, di Indonesia kesalahan itu akhirnya “direvisi.” Jangan2 yang benar malah umur 8 tahun!
Pada 2 Samuel 24:1 TUHAN yang menghasut Daud, tapi pada 1 Tawarikh 21:1 IBLIS yang menghasut Daud.
“Bangkitlah pula murka TUHAN terhadap orang Israel; Ia menghasut Daud melawan mereka, firman-Nya: “Pergilah, hitunglah orang Israel dan orang Yehuda” (2 Samuel 24:1)
“IBLIS bangkit melawan orang Israel dan ia membujuk Daud untuk menghitung orang Israel” (1 Tawarikh 21:9)
Perbedaan Iblis dengan Tuhan itu tentu jauh jauh sekali! Bagaimana kita tahu kalau sebenarnya orang Kristen sekarang ini tidak menyembah Iblis, kalau Alkitabnya mengandung kesalahan separah itu? Jangan2 sebenarnya Yesus itu sama sekali bukan Tuhan karena memang Alkitab mengandung kesalahan yang fatal.
Oleh karena itulah Al Qur’an menyebut orang2 Kristen adalah orang2 yang sesat, karena meski Alkitab mereka jelas2 salah, tapi mereka tetap mengikuti jalan yang salah.
Pada 2 Samuel 10:18 Daud membunuh 700 ekor kuda dan 40.000 orang pasukan berkuda, sementara pada 1 Tawarikh justru 7000 ekor kuda dan 40.000 orang pasukan berjalan kaki.
“Tetapi orang Aram itu lari dari hadapan orang Israel, dan Daud membunuh dari orang Aram itu TUJUH RATUS ekor kuda kereta dan empat puluh ribu orang pasukan berkuda. Sobakh, panglima tentara mereka, dilukainya sedemikian, hingga ia mati di sana” (2 Samuel 10:18) “tetapi orang Aram itu lari dari hadapan orang Israel, dan Daud membunuh dari orang Aram itu TUJUH RIBU ekor kuda kereta dan empat puluh ribu orang pasukan BERJALAN KAKI; juga Sofakh, panglima tentara itu dibunuhnya” (1 Tawarikh 19:18)
Lihat perbedaan di atas, ada orang Kristen yang berargumen bahwa jika si A melihat pertemuan kemudian pulang ketika jumlah peserta ada 700, sementara si B baru pulang setelah jumlah peserta ada 7000, maka jika si A menulis 700 dan si B 7000, maka tidak ada pertentangan. Dua2nya benar.
Tapi hal di atas menunjukkan bahwa Alkitab itu bukan firman Tuhan yang dicatat oleh manusia. Tapi sekedar catatan sejarah menurut pemikiran manusia. Bedanya Alkitab dgn buku sejarah pada umumnya adalah, Alkitab mengandung banyak kesalahan yang tidak konsisten, sedang buku sejarah tidak.
Pada 2 Tawarikh 9:25, Sulaiman punya 4.000 kandang, sementara pada 1 Raja-raja 4:26 ada 40.000.
“Salomo mempunyai juga EMPAT RIBU kandang untuk kuda-kudanya dan kereta-keretanya dan dua belas ribu orang berkuda, yang ditempatkan dalam kota-kota kereta dan dekat raja di Yerusalem” (2 Tawarikh 9:25) “Lagipula Salomo mempunyai kuda EMPAT PULUH RIBU kandang untuk kereta-keretanya dan dua belas ribu orang berkuda” (1 Raja-Raja 4:26)
Betapa menyedihkannya perbedaan dan kalimat di atas.
Jika Alkitab benar2 diturunkan Allah, tentu tidak ada pertentangan. Ini bukti adanya kesalahan manusia, karena budaya menulis belum ada ketika itu (alat tulis berupa batu), cuma mulut ke mulut, dan tak ada yang mampu menghafal Alkitab sebagaimana Al Qur’an.
Yang parah lagi adalah, bagaimana Lembaga Alkitab Indonesia berusaha menutupi pertentangan2 Ayat Alkitab tsb dengan melakukan penipuan, yaitu merubah2 ayat yang katanya merupakan ayat suci.
Jelas hal di atas menunjukkan adanya campur-tangan manusia dari dulu hingga sekarang. Dulu dari benar dirubah jadi salah. Sekarang mereka berusaha menutupi pertentangan ayat dgn “mengkoreksinya.”
Secara ilmiah, etiskah hal tsb? Apa yang menjamin bahwa pilihan LAI itulah yang tepat, misalnya dgn memilih 3 tahun, dan bukan 7 tahun kelaparan?
Kemudian bagaimana dgn perbedaan antara Tuhan dan Iblis pada beberapa ayat?
Jelas Alkitab yang banyak pertentangan dan dirubah2 oleh manusia itu sudah tidak suci lagi, sedangkan Al Qur’an sudah dijamin keasliannya oleh Allah, karena dari dulu hingga sekarang, selalu ada hafidz (orang yang hafal Al Qur’an) sehingga jika ada perubahan satu katapun, mereka akan segera mengkoreksinya.
Untuk masuk Al Azhar, anda harus hafal Al Qur’an, sementara untuk bisa lulus PTIQ (Perguruan Tinggi Ilmu Al Qur’an) di Jakarta anda juga harus hafal Al Qur’an, belum lagi di seantero dunia. Lewat merekalah keaslian Al Qur’an akan terus terjaga.
• Forum Kebenaran Sejati / Sabili
Mohon tulisan ini disampaikan kepada keluarga dan teman dekat anda. Sampaikanlah walau 1 ayat!
Referensi: Al Qur’an; Alkitab (Lembaga Alkitab Indonesia, 1999) Untuk Pertentangan ayat Alkitab, baca King James Version of Bible di www.bible.com, karena di Alkitab edisi 1999, pertentangan itu dihilangkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar